MAC UI hadirkan Hikayat Nusantara dalam Majelis Nyala Purnama

2 months ago 7

Depok (ANTARA) - Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC UI), Komoenitas Makara, dan Urban Spiritual Indonesia menggelar acara Majelis Nyala Purnama untuk yang ketiga kalinya di selasar Makara Art Center Universitas Indonesia.

“Secara antropologis, hikayat memiliki fungsi didaktik (pendidikan) dan hiburan dalam kehidupan masyarakat Nusantara. Hikayat juga dapat menjadi sumber inspirasi dan sarana penanaman nilai," kata Direktur Kebudayaan Universitas Indonesia sekaligus Pembina Komoenitas Makara Dr Ngatawi Al Zastrouw dalam keterangannya, Jumat.

Ia mengatakan ada berbagai ragam hikayat dalam khasanah budaya Nusantara mulai yang mengandung nilai religi sampai yang jenaka. Hikayat dapat menjadi sarana berinteraksi dan komunikasi antar masyarakat.

"Majelis Nyala Purnama kali ini mengambil tema Hikayat Nusantara sebagai upaya menggali dan mengaktualisasikan spirit, nilai dan makna yang ada dalam hikayat," katanya.

Baca juga: MAC UI dan komoenitas makara gelar "Kidung Nusantara"

Baca juga: Makara Art Center UI gelar acara Syiar Ramadhan

Lebih lanjut ia mengatakan pada penyelenggaraan kali ini tema yang diangkat adalah “Hikayat Nusantara”. Tujuan penyelenggaraan acara ini adalah mengajak masyarakat untuk merawat ingatan dan menyalakan kebijaksanaan dari cerita-cerita tanah air yang mengalun dalam Hikayat Nusantara.

Majelis Nyala Purnama kali ini mengajak para hadirin menyelami jejak-jejak cerita melalui puisi, tari, dan meditasi.

Para pengisi acara antara lain adalah Ngatawi Al Zastrouw, Herawati Sudoyo, Agus Aris Munandar, Fitra Manan, Dr. Alfian Siagian, Swara SeadaNya, Mulyadi Iskandar, dan Indonesiana Ayuningtyas.

Hikayat Nusantara adalah kumpulan cerita lama, yang seringkali berbentuk prosa, dan mencakup berbagai kisah, legenda, dan cerita rakyat dari seluruh wilayah Nusantara atau Indonesia.

Hikayat ini seringkali mengandung unsur-unsur sejarah, agama, dan nilai-nilai budaya, serta berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan ajaran moral, sejarah, dan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Profesor Agus Aris Munandar, pakar ilmu arkeologi Nusantara, terkhusus Arkeologi Hindu-Buddha Indonesia (abad ke-5—15 M) berkisah tentang Danau Segaran di Trowulan yang disinari cahaya purnama.

Danau itu merupakan bukti cinta yang tiada pernah pudar raja Hayam Wuruk terhadap Dyah Citrarasmi putri Sunda.

Ketua Komoenitas Makara Fitra Manan mengatakan Hikayat Nusantara adalah warisan yang sarat akan kearifan lokal, nilai-nilai luhur, dan sejarah peradaban bangsa.

Lebih dari sekadar cerita pengantar tidur, kisah-kisah ini merefleksikan identitas, moralitas, dan pandangan dunia masyarakat terdahulu.

"Dari epos kepahlawanan hingga legenda asal-usul, setiap hikayat menyajikan pelajaran berharga tentang keberanian, kejujuran, pengorbanan, dan harmoni dengan alam serta sesama," katanya.

"Majelis Nyala Purnama kali ini Ini bukan hanya upaya melestarikan narasi kuno, melainkan juga menggali akar budaya yang kuat dengan kebijaksanaan nenek moyang, dan membentuk karakter yang berintegritas di tengah arus globalisasi," katanya.*

Baca juga: MAC UI ajak warga Boyolali majukan seni dan budaya lewat Tumang Fair

Baca juga: Kepala MAC: UI beri ruang bagi karya sastra untuk hidupkan jiwa

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |