Karawang (ANTARA) - Ribuan hektare zona dan kawasan industri berdiri megah di sekitar Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menjadi rumah bagi perusahaan otomotif, elektronik, hingga manufaktur kelas dunia.
Pertumbuhan industri seperti itu, tentu saja, membangkitkan harapan besar bagi masyarakat untuk lebih mudah mendapatkan pekerjaan di pabrik-pabrik. Kawasan industri, bagi masyarakat, secara otomatis menjadi aktivitas perekonomian dan bakal membutuhkan tenaga kerja yang banyak..
Namun deru debu dan hiruk pikuk ratusan mesin pabrik yang berputar di wilayah Karawang ternyata menyimpan tanya dan rintihan tersembunyi bagi sebagian masyarakat setempat. Penciptaan lapangan kerja yang tampak megah dan sibuk itu belum terbuka luas bagi tenaga kerja lokal.
Deni, salah seorang warga Kecamatan Klari, terlihat tidak henti-henti memainkan telepon selulernya untuk mencari informasi lowongan kerja saat ditemui di sebuah warung sederhana di sekitar tempat tinggalnya.
Ia merupakan sosok pemburu lowongan kerja, lulusan salah satu SMK di wilayah Karawang setahun lalu. Dia masih memburu lowongan kerja di pabrik-pabrik.
Jangan ditanya berapa kali ia mengirimkan surat lamaran pekerjaan ke pabrik.
Pengalaman yang dialami Dedi hanya contoh kecil dari perjuangan warga lokal menjemput harapan agar dapat bekerja di pabrik yang berada di daerahnya. Sebab pesatnya pertumbuhan industri berdampak terhadap pesatnya persaingan untuk bekerja di pabrik.
Jika ditarik secara umum, banyak anak muda yang senasib dengan Dedi, sang pemburu lowongan kerja di wilayah Karawang. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, tingkat pengangguran terbuka di Karawang pada 2024 mencapai 8,04 persen, yang didominasi lulusan SMA dan SMK.
Karawang memang tidak bisa dipisahkan dari geliat industri nasional. Sebab hampir semua jenis perusahaan besar memiliki pabrik di wilayah Karawang.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal memperlihatkan, sepanjang 2024 investasi di Karawang mencapai Rp68 triliun, naik drastis dibanding tahun 2023 yang berada di angka Rp42,1 triliun.
Namun, angka investasi yang fantastis itu ternyata tidak berbanding lurus dengan jumlah tenaga kerja yang terserap.
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya sediakan lowongan kerja untuk 2.200 orang
Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang menunjukkan bahwa pada semester pertama 2022 tenaga kerja yang terserap hanya 4.524 orang. Kemudian pada triwulan III 2023, dari 1.934 proyek investasi, hanya 4.314 serapan tenaga kerjanya.
Kemudian selama Januari hingga Juni 2025, jumlah investasi penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing yang masuk ke wilayah Karawang mencapai Rp30,24 triliun
Dalam konteks wilayah Jawa Barat, pencapaian investasi tersebut berada di urutan kedua setelah Kabupaten Bekasi yang menembus angka Rp40 triliun.
Namun meski capaian investasi di Karawang sepanjang Januari hingga Juni 2025 berada di urutan kedua setelah Kabupaten Bekasi, itu tidak sebanding dengan realisasi penyerapan tenaga kerja.
Baca juga: Jateng hadirkan aplikasi "Ayo Kerjo" informasikan lowongan kerja
Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.