Badung, Bali (ANTARA) - Platform reservasi hotel dan akomodasi global Booking.com mengungkapkan mayoritas wisatawan di Indonesia menjadikan makanan atau kuliner menjadi faktor penting dalam liburan, bahkan menjadikannya salah satu pertimbangan untuk pemilihan destinasi dan akomodasi.
Dalam laporan terbarunya yang bertajuk “Taste of Home Asia Pacific”, platform tersebut mengungkap bahwa makanan kini memainkan peran yang cukup penting dalam membentuk pengalaman menginap wisatawan pada 2025. Laporan tersebut mencatat sebanyak 93 persen wisatawan di Indonesia menyatakan perjalanan mereka dipengaruhi oleh faktor makanan dan 75 persen memilih destinasi karena daya tarik kulinernya.
“Saat ini, wisatawan mencari pengalaman yang lebih personal dan bermakna. Oleh karena itu, rumah liburan (holiday home) muncul sebagai bagian penting dari tren yang terus berkembang,” kata Managing Director Asia Pasifik Booking.com Laura Houldsworth di Badung, Bali, Rabu.
Baca juga: Riset: Bali destinasi utama rumah liburan wisatawan Asia Pasifik
Keberagaman tren dan preferensi kuliner sangat mempengaruhi cara wisatawan menjelajahi dunia, dan rumah liburan menjadi pilihan utama akomodasi dalam mengeksplorasi dunia kuliner.
Riset yang didasarkan pada survei terhadap lebih dari 8.000 wisatawan tersebut menunjukkan sebanyak 96 persen wisatawan pecinta kuliner di Indonesia mengaku mengubah pola masak dan makan mereka saat bepergian. Dari angka tersebut, sebanyak 91 persen berbelanja di pasar lokal, 21 persen memasak hidangan lokal, 30 persen mencoba peralatan baru, dan 19 persen bereksperimen dengan resep baru.
Riset tersebut juga memaparkan jenis rumah liburan yang dipilih pun sangat dipengaruhi oleh kebutuhan kuliner.
Di Indonesia, sebesar 35 persen wisatawan pecinta kuliner lebih suka menginap di villa pribadi untuk pengalaman memasak dan makan yang lebih santai dan privat. Pilihan populer lainnya termasuk guesthouse atau homestay (35 persen), perkemahan/glamping (28 persen), farm-stay (26 persen) atau rumah pantai (26 persen).
Rumah liburan juga jadi pilihan ideal, baik untuk liburan santai maupun perayaan besar.
“Wisatawan bisa dengan leluasa memasak makanan bergizi, menjamu tamu dengan hidangan istimewa, atau menyeimbangkan keduanya sambil tetap mengeksplorasi kuliner lokal,” kata Houldsworth .
Di sisi lain, makan di luar juga tetap menjadi sorotan dalam liburan. Sebesar 50 persen wisatawan foodie (pencinta kuliner) Indonesia rutin bersantap di restoran lokal saat bepergian, dan 23 persen memilih rumah liburan demi akses yang lebih baik ke pengalaman kuliner lokal.
Bahkan, 75 persen wisatawan Indonesia pernah memilih destinasi semata-mata untuk mengunjungi restoran atau tempat makan tertentu.
Baca juga: Bika bakar, kuliner langka khas Minang
Menurut Whey Han Tan, Senior Director of Sales and Services untuk Asia di OpenTable, bagian dari Booking.com, di kawasan Asia Pasifik, makan di luar adalah bagian penting saat berlibur. Data menunjukkan peningkatan sebesar 15 persen dari tahun ke tahun dalam pemesanan restoran yang dilakukan oleh para wisatawan selama setahun terakhir.
"Antusiasme mereka terhadap pengalaman kuliner terlihat jelas, dengan rata-rata pengeluaran sebesar 72 dolar AS atau Rp1,2 juta per orang. Lebih lagi, pengeluaran wisatawan mancanegara 25 persen lebih banyak dibandingkan penduduk lokal," kata Tan.
Dia menilai hal ini menjadi sinyal bahwa dunia restoran yang semarak di kawasan ini merupakan daya tarik utama bagi wisatawan global.
Hasil riset Taste of Home Asia Pacific didasarkan atas survei terhadap lebih dari 8.000 wisatawan di Asia Pasifik, meliputi Australia, Selandia Baru, Indonesia, India, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam, yang dilakukan secara daring pada 25–28 Juli 2025.
Baca juga: Kemenpar sebut seblak dikenal dunia karena gen Z aktif buat ulasan
Baca juga: Kemenekraf proyeksikan tiga tren ekonomi kreatif di 2025
Baca juga: 45 persen masyarakat agendakan wisata kuliner selama libur Lebaran
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.