Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan bahwa kecurangan selama Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) 2025 merupakan tindakan koruptif.
"Ini yang namanya koruptif. Kecurangan untuk melihat soal-soal sehingga bisa dibaca oleh orang lain," ujar Wakil Ketua KPK Ibnu Basuki Widodo di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Jakarta, Jumat.
Tindakan koruptif tersebut diketahui olehnya usai bertemu dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto di Jakarta, Senin (28/4).
Ibnu menyebutkan salah satunya ada lensa di depan kacamata, ada juga lensa yang di behel, terus ada lagi headset (perangkat jemala) yang ditanamkan di sebelah telinga.
"Itu sudah ditindaklanjuti, bahkan ada yang tertangkap," jelasnya.
Baca juga: UTBK 2025, panitia catat 14 kasus kecurangan pada dua hari pelaksanaan
Baca juga: Diduga, lembaga bimbel terlibat kecurangan UTBK 2025
Wakil Ketua KPK mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi Kemendiktisaintek yang dengan cepat menyikapi kecurangan UTBK-SNBT.
"Jadi, dengan perkembangan teknologi, yang bersifat antikoruptif segera diatasi," katanya.
Ia lantas berharap peserta UTBK-SNBT yang mengerjakan dengan baik atau tidak koruptif dapat lulus dan menjadi calon mahasiswa.
Bagi peserta yang bertindak koruptif, kata dia, tidak lulus atau diterima masuk perguruan tinggi negeri.
Sementara itu, Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 pada hari Selasa (29/4) mencatat setidaknya 50 pelaku kecurangan, serta 10 joki dalam 6 hari pelaksanaan UTBK-SNBT 2025.
Pewarta: Rio Feisal
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025