Koreografi untuk gelaran Indonesia Menari 2025 disiapkan dalam sebulan

1 hour ago 2

Jakarta (ANTARA) - Koreografer sekaligus penari Bathara Saverigadi Dewandoro menyiapkan koreografi untuk gelaran Indonesia Menari 2025 dalam waktu sebulan dengan empat kali revisi.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, ia mengemukakan tantangan yang dihadapi dalam menyiapkan koreografi untuk Indonesia Menari 2025.

Koreografer yang biasa disapa Ara itu mengungkapkan bahwa koreografi ciptaannya semula dinilai terlalu sulit sehingga akhirnya disederhanakan.

"Tantangan buat koreografi tahun ini tuh menyederhanakan," kata Ara, yang menganggap kesempatan menjadi koreografer Indonesia Menari 2025 sebagai kesempatan emas dalam kariernya sebagai penari.

Selain itu, ia melanjutkan, menciptakan tarian yang menampilkan ciri khas tarian dari berbagai daerah di Indonesia menghadirkan tantangan tersendiri.

Apalagi, gerakan tari tersebut harus diselaraskan dengan musik bertempo cepat yang disiapkan oleh Alffy Rev selaku penata musik.

Musik yang disiapkan untuk Indonesia Menari 2025 mencakup lagu daerah "Sinanggar Tulo" (Sumatera Utara), "Kicir-kicir" (DKI Jakarta), "Cing Cangkeling" (Jawa Barat), "Anging Mamiri" Sulawesi Selatan, "Rek Ayo Rek" (Jawa Timur), "Indung-indung" (Kalimantan Timur), "Si Patokaan" (Sulawesi Utara), dan "Rasa Sayange" (Maluku).

Alffy mengatakan bahwa musik dinamis yang dia siapkan bisa mendatangkan tantangan tersendiri bagi para penari.

"Saya tidak sabar menyaksikan berbagai koreo-koreo terbaik anak angsa yang dibawakan oleh para penari-penari terbaik," katanya.

Baca juga: Indonesia Menari bakal meriahkan mal di 11 kota secara serentak

Gelaran Indonesia Menari akan dilaksanakan di 11 mal di 11 kota di Indonesia secara serentak pada 12 Oktober 2025.

Acara tersebut rencananya digelar di Jakarta, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Palembang, Surabaya, Balikpapan, Manado, Bekasi, dan Karawang.

Ara mengatakan bahwa Indonesia Menari bukan hanya panggung untuk beradu kepiawaian menari dan menampilkan koreografi apik.

Dia menekankan pentingnya kedisiplinan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

Dia menuturkan pengalamannya menghadapi kegagalan saat mengikuti audisi untuk Indonesia Menari pada tahun 2014.

Ketika itu dia gagal karena melewatkan pertemuan teknis, dan menyadari pentingnya kedisiplinan dalam upaya untuk menjadi penari profesional.

"Siapa yang paling disiplin ia yang bisa menang, karena peraturannya segitu banyaknya," katanya.

Baca juga: Koreografer Eko Supriyanto berbagi ilmu lewat kelas tari virtual

Baca juga: 18 koreografer muda Indonesia tuntaskan program Temu Seni Tari di Bali

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |