Tokyo (ANTARA) - Korea Utara pada Jumat meluncurkan rudal balistik yang tampaknya jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang, kata pemerintah Jepang, memperingatkan kemungkinan provokasi lebih lanjut dari Pyongyang.
Rudal tersebut, kedua dari jenisnya yang diluncurkan sejak Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menjabat pada 21 Oktober, ditembakkan sekitar pukul 12:34 siang (waktu setempat) ke arah timur dari pantai barat Korea Utara dan terbang lebih dari 450 kilometer pada ketinggian hingga 50 km, menurut Kementerian Pertahanan.
Sejauh ini, tidak ada laporan kerusakan terhadap pesawat atau kapal, dan Takaichi mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah menginstruksikan instansi pemerintah terkait untuk segera memberikan informasi yang diperlukan kepada publik dan memastikan keselamatan di seluruh negeri.
Peluncuran pada Jumat terjadi sehari setelah Pyongyang mengecam sanksi terbaru Amerika Serikat terhadap delapan warga Korea Utara dan dua entitas yang diduga terlibat dalam pencucian uang terkait kejahatan siber.
Dalam konferensi pers rutin, Kepala Sekretaris Kabinet Minoru Kihara mengatakan bahwa Jepang telah mengajukan protes keras terhadap Korea Utara melalui jalur diplomatik di kedutaan besarnya di Beijing, karena kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik.
Merujuk pada peluncuran rudal berulang, termasuk yang sebelumnya pada 22 Oktober, Kihara mengkritik tindakan Pyongyang sebagai hal yang "sama sekali tidak dapat diterima."
Dia menegaskan bahwa tindakan tersebut "mengancam perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan, serta komunitas internasional."
"Kami yakin ada kemungkinan Korea Utara akan melakukan provokasi lebih lanjut, termasuk peluncuran berbagai jenis rudal, satelit, atau bahkan uji coba nuklir," ujarnya.
Kihara menambahkan bahwa Jepang akan tetap waspada dan bekerja sama erat dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Menteri Pertahanan Shinjiro Koizumi berjanji untuk melanjutkan upaya penguatan kemampuan keamanan Jepang.
Dia mengatakan bahwa pemerintah Jepang, yang telah menyatakan niat untuk meningkatkan anggaran pertahanan, akan mempertimbangkan langkah-langkah yang diperlukan "tanpa mengesampingkan opsi apa pun."
Sumber: Kyodo
Baca juga: Trump temui keluarga warga Jepang yang diculik Korea Utara
Baca juga: Jepang dorong dialog soal penculikan warganya dengan Korut
Baca juga: China bungkam soal peluncuran rudal terbaru Korea Utara ke Laut Jepang
Penerjemah: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































