Komisi VII DPR desak BBIA Bogor lakukan modernisasi peralatan

1 month ago 5
meski hanya mendapat alokasi anggaran Rp15 miliar, BBIA mampu menyumbang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga Rp30 miliar. Hal tersebut dinilainya sebagai capaian luar biasa yang menunjukkan potensi besar balai tersebut

Kota Bogor (ANTARA) - Komisi VII DPR RI mendesak agar Balai Besar Industri Agro (BBIA) Bogor, Jawa Barat, untuk segera melakukan modernisasi peralatan guna meningkatkan daya saing layanan pengujian, sertifikasi, dan riset di bidang industri agro.

Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty, mengatakan sebagian besar peralatan yang digunakan BBIA sudah berusia lebih dari 15 tahun dan kalah bersaing dengan fasilitas laboratorium milik swasta. Menurutnya, kondisi ini membuat BBIA kesulitan untuk bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

“Kalau kita lihat, peralatan BBIA sudah sangat tua. Modernisasi perlu dilakukan agar BBIA tetap relevan dengan kebutuhan industri nasional,” kata Evita di Bogor, Jumat.

Ia menambahkan, meski hanya mendapat alokasi anggaran Rp15 miliar, BBIA mampu menyumbang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga Rp30 miliar. Hal tersebut dinilainya sebagai capaian luar biasa yang menunjukkan potensi besar balai tersebut.

Baca juga: Astra Argo ajak generasi muda majukan produk lokal ke pasar global

“Kalau anggarannya ditambah, tentu hasilnya akan lebih besar lagi. Potensinya sangat besar, apalagi BBIA ini berdiri sejak 1906 dan seharusnya bisa menjadi andalan Indonesia,” ujarnya.

Evita menilai, BBIA telah menunjukkan kapasitasnya sebagai lembaga riset sekaligus penyedia jasa industri yang mandiri setelah berubah status menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Namun, dukungan dari pemerintah tetap diperlukan agar peran strategis lembaga ini semakin kuat.

Selain itu, Evita menyoroti inovasi BBIA dalam pengembangan energi terbarukan berbasis tandan kosong kelapa sawit. Menurutnya, riset tersebut bisa dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung kebijakan energi berkelanjutan.

“Inovasi biofuel dari tandan sawit ini harus diperluas karena kontribusinya penting bagi ketahanan energi nasional,” katanya.

Ia menekankan, tugas DPR adalah menyalurkan aspirasi BBIA agar kebutuhan peralatan baru dapat terwujud. Dengan modernisasi fasilitas, BBIA diharapkan bisa menjadi laboratorium rujukan di sektor agroindustri.(KR-MFS)

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |