KLH soroti potensi nilai ekonomi karbon biru dukung pengurangan emisi

5 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyoroti potensi besar nilai ekonomi karbon biru di Indonesia dan pemanfaatannya melalui jasa lingkungan dan perdagangan karbon yang diharapkan berkontribusi dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq dalam pidato kunci yang dibacakan Direktur Adaptasi Perubahan Iklim KLH, Franky Zamzani dalam diskusi membahas nilai ekonomi karbon biru di Jakarta, Selasa, menyoroti potensi besar karbon biru Indonesia, karena ekosistem mangrove dan lamun, termasuk yang dimanfaatkan melalui jasa lingkungan dan perdagangan karbon.

Baca juga: Kaltim perkuat kapasitas daerah implementasikan proyek karbon biru

"Melalui mekanisme perdagangan karbon atau skema jasa lingkungan, ekosistem pesisir dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional yang berkelanjutan dan upaya konservasi dan restorasi karbon biru," katanya.

Tidak hanya mendukung target pengurangan emisi, katanya, tapi juga memberikan manfaat tambahan, seperti menjaga keanekaragaman hayati, meningkatkan produktivitas perikanan, memperkuat ketahanan masyarakat pesisir, serta membuka peluang ekonomi baru yang berkeadilan.

Indonesia sedang melakukan pendekatan multiskema perdagangan karbon yang membuka ruang untuk dunia usaha dan masyarakat berpartisipasi melalui proyek-proyek skala kecil yang memberikan manfaat ekonomi sekaligus mendukung ketahanan iklim.

Dalam pelaksanaan perdagangan karbon, dia mengingatkan pentingnya menjaga integritas dan kredibilitas karbon yang akan berpengaruh terhadap keberlanjutan implementasi nilai ekonomi karbon.

Baca juga: Indonesia unggul dalam potensi karbon biru, tetapi hadapi tantangan

Baca juga: Pemerintah siapkan 17 lokasi untuk kawasan cadangan karbon biru

"Saya menekankan bahwa seluruh benefit yang diperoleh dari implementasi nilai ekonomi karbon harus dikembalikan untuk mendukung aksi mitigasi dan adaptasi dalam pencapaian target Nationally Determined Contribution," ujarnya.

Menurut penelitian yang dilakukan Daniel Murdiyarso selaku ilmuwan utama di Center for International Forestry Research and World Agroforestry (CIFOR-ICRAF) dan dipublikasikan di jurnal Nature, dengan hutan mangrove seluas 3,39 juta hektare, terdapat potensi cadangan karbon sebesar 3,14 miliar ton.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |