KLH: Sektor informal bisa dukung ketersediaan bahan baku aspal plastik

5 days ago 3

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengatakan keterlibatan sektor informal seperti pemulung dan bank sampah bisa menunjang ketersediaan plastik sebagai bahan daur ulang termasuk untuk campuran aspal plastik yang tengah diujicobakan.

Kasubdit Tata Laksana Produsen Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun (PLSB3) KLH Ujang Solihin Sidik dalam diskusi di Jakarta, Selasa, mengapresiasi riset yang diluncurkan Chandra Asri Group dan dilakukan oleh Kabupaten Garut dan Yayasan Bakti Barito terkait penggunaan campuran plastik dengan aspal atau aspal plastik untuk meningkatkan ketahanan jalan dan mengurangi timbulan sampah.

Namun, di saat bersamaan Ujang mengatakan terdapat kebutuhan bahan baku yang besar jika inovasi tersebut terimplementasi di wilayah yang lebih luas. Untuk itu, perlu adanya upaya pelibatan sektor informal melakukan pengumpulan dari tempat pemrosesan akhir (TPA) dan mengambil dari bank sampah.

"Bisa melakukan mining atau mendorong teman-teman pemulung, pelapak untuk mengambil dari TPA. Tentu saja ada proses pembersihan dan sebagainya, itu menurut saya hal yang baik karena secara langsung bisa mengurangi sampah yang ada di gunungan itu, TPA itu. Karena plastik itu kan nggak bisa terurai sebetulnya," katanya.

Untuk memastikan ketersediaan bahan tersebut, dia mengingatkan pentingnya memberikan nilai kepada bahan-bahan yang dikumpulkan oleh sektor informal dan bank sampah. Terutama ketika inovasi aspal plastik itu ingin diterapkan di wilayah lain.

"Mengoptimalkan bank sampah, mengumpulkan kantong kresek misalnya, itu bisa juga lewat bank sampah atau fasilitas lain yang disebut TPS 3R, bisa juga. Tapi itu kuncinya, harus ada nilai. Kalau tidak ada nilainya, susah juga," ujar Ujang Solihin Sidik.

Penelitian itu meninjau hasil implementasi aspal plastik di 23 ruas jalan yang tersebar di sembilan kecamatan di Kabupaten Garut dengan total panjang jalan 50,2 kilometer. Hasilnya, penelitian itu menunjukkan terdapat stabilitas yang meningkat seiring dengan penambahan plastik hingga 6,1 persen.

Salah satu parameter yang diuji ialah nilai Marshall Quotient (MQ) sebagai rasio dari stabilitas terhadap kelelehan yang digunakan sebagai indikator kekakuan campuran.

Riset dengan pengambilan sampel pada 2024 itu menemukan pencampuran cacahan plastik dengan aspal memberikan dampak positif terhadap beberapa parameter teknis. Hasil uji menunjukkan peningkatan kepadatan campuran aspal yang berpengaruh pada keawetan dan kemampuannya menahan beban.

Baca juga: Pemkab Garut tuntaskan 50,2 km jalan aspal plastik
Baca juga: Mahasiswa FTUI gunakan limbah plastik untuk aspal jalan

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |