Medan (ANTARA) - Tapanuli Trekking Tour (TTT) mengatakan program ekowisata di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara memiliki daya tarik atau berpotensi memikat turis asing yang mencari pengalaman autentik di alam liar.
"Wisata berbasis ekologi dapat menghadirkan pengalaman unik seperti tracking, birdwatching dan observasi satwa liar," ujar CEO Tapanuli Trekking Tour (TTT) Decky Chandrawan di Sipirok, Senin.
Decky mengatakan hutan Sumatera khususnya di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan memiliki keanekaragaman hayati yang menarik bagi turis mancanegara.
Lebih lanjut, ia mengatakan selain jalur tracking yang menantang, kawasan ini menjadi rumah bagi berbagai spesies burung langka dan primata eksotis seperti Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) yang menjadi daya tarik utama bagi para penggemar konservasi dan fotografi alam.
"Pemanfaatan hutan sebagai destinasi ekowisata terbukti menjadi strategi efektif dalam menjaga kelestarian alam sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat," ucapnya.
Karena, warga setempat menjadi pemandu wisata profesional yang tidak hanya mengenal ekosistem hutan tetapi juga memahami budaya lokal.
Lalu, model homestay berbasis masyarakat sedang dikembangkan, memungkinkan wisatawan tinggal di rumah warga untuk pengalaman lebih autentik.
"Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial, Tapanuli Trekking Tour juga aktif dalam edukasi konservasi, mengajarkan pentingnya menjaga kelestarian hutan kepada masyarakat," tutur Decky.
Menurut dia, pemanfaatan hutan sebagai destinasi ekowisata terbukti menjadi strategi efektif dalam menjaga kelestarian alam sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat.
Adanya dukungan lebih luas, model ekowisata berbasis komunitas ini berpotensi menjadikan Indonesia, khususnya di Tapanuli Selatan sebagai destinasi utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman alam yang autentik dan bertanggung jawab.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut) menyatakan sebanyak 250.413 wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke wilayah ini sepanjang 2024.
"Jumlah wisman yang berkunjung di Sumatera Utara naik 26,32 persen bila dibandingkan pada periode yang sama tahun 2023, yaitu dari 198.240 kunjungan," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara Asim Saputra.
Asim mengatakan sepanjang 2024, wisman terbanyak berasal dari Malaysia yang mencapai 116.622 orang, kemudian Singapura 14.360 orang, Tiongkok 6.756 orang, dan Australia 4.672 orang.
Baca juga: FKD Sumut dorong masyarakat harmonis dengan orang utan tapanuli
Baca juga: BBKSDA Sumut lepasliarkan orangutan Tapanuli di Dolok Sipirok
Pewarta: M. Sahbainy Nasution dan Kodir Pohan
Editor: Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2025