Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) mengatakan sedang melakukan pengawasan terhadap 38 perusahaan terkait kebakaran lahan yang terjadi di wilayah konsesi.
Dalam taklimat media di Jakarta, Rabu, Deputi Penegakan Hukum (Gakkum) KLH/BPLH Rizal Irawan menyebut sampai September 2025 terdapat sekitar 99 ribu hektare areal lahan yang terbakar, mayoritas berada di kawasan konsesi.
"Ke-38 perusahaan itu kita sedang verifikasi lapangan, nanti hasilnya akan diserahkan kepada direktorat terkait. Mereka banyak yang menyanggah bukan kami yang membakar, padahal itu di konsesi mereka," jelas Rizal.
Untuk itu, pihaknya menerapkan prinsip Strict Liability atau pertanggungjawaban mutlak mengingat kebakaran lahan telah terjadi di wilayah konsesi mereka sebagai pemegang izin meski bukan mereka yang membakar.
"Perusahaan tersebut harus berusaha mencegah dan menanggulanginya," tambah Rizal.
Selain itu, pihaknya juga baru mencatat kebakaran lahan seluas 40 ribu hektare yang terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur di lahan berjenis tutupan sabana yang cenderung kering.
Baca juga: BPBD sebut 20 hektare lahan di Muara Enim terbakar
Terkait lokasi kebakaran lahan sendiri menurut catatan KLH rata-rata masih terjadi di wilayah konsesi, meski pihaknya masih menemukan kebakaran lahan yang terjadi di lahan milik masyarakat.
"Itu ada yang di dalam kawasan, ada yang di luar kawasan. Tapi memang rata-rata di konsesi," tuturnya.
Luas kebakaran tersebut hanya merujuk kepada kebakaran lahan yang terjadi di kawasan konsesi atau areal penggunaan lain (APL).
Di sisi lain, dia menyoroti bahwa telah terjadi penurunan luasan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) secara keseluruhan. Menurut data SiPongi milik Kementerian Kehutanan (Kemenhut) luasan karhutla sampai dengan Agustus 2025 mencapai 213.984 hektare.
Jumlah itu masih jauh di bawah 1,16 juta ha yang terbakar pada 2023 dan sejauh ini masih lebih rendah dibandingkan total luas terbakar pada 2024 yaitu 376.805 hektare.
Bahkan, kata Rizal, penurunan luasan kebakaran itu mendapatkan apresiasi dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura dalam pertemuan ASEAN di Langkawi beberapa pekan lalu, yang mengakibatkan turunnya juga polusi asap lintas batas.
"Intinya dua minggu yang lalu di Langkawi karena angka kebakaran di Indonesia sudah bisa ditekan," jelasnya.
Baca juga: BPBD: Tiga kebakaran lahan dalam sehari terjadi di Kotawaringin Timur
Baca juga: BPBD Palangka Raya tingkatkan peran masyarakat untuk cegah karhutla
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.