Keuskupan Jakarta hidupkan semangat Paus Fransiskus melalui Belarasa

1 hour ago 2

Jakarta (ANTARA) - Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) akan meluncurkan Gerakan Belarasa di Museum Nasional, Jakarta, pada Sabtu, 3 Mei 2025, untuk meneruskan perjuangan moral dan spiritual Paus Fransiskus.

Gerakan ini menjadi perwujudan ajaran kemanusiaan Paus Fransiskus yang menekankan pentingnya iman, persaudaraan, dan bela rasa sebagai inti hidup beragama.

"Paus Fransiskus bukan sekadar pemimpin gereja Katolik, tetapi juga pribadi yang mewariskan nilai-nilai kemanusiaan yang mulia," ujar Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Kardinal Suharyo menegaskan sejak 2014, Keuskupan mengajak umat Katolik untuk hidup semakin beriman, semakin bersaudara, dan semakin berbela rasa.

Tiga nilai ini pula yang kemudian diangkat menjadi tema kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia tahun 2024, yang disambut dengan penuh makna oleh seluruh umat lintas agama.

"Ketika beliau berpulang pun, beliau tidak menginginkan kemegahan dalam upacara pemakamannya. Itu adalah teladan sejati," katanya.

Baca juga: Uskup: Paus nilai Indonesia punya keistimewaan yang beragam

Kardinal Suharyo mengenang ajakan Paus saat menghadiri misa di Gelora Bung Karno (GBK) yang mengingatkan umat Katolik di Indonesia untuk saling berbelarasa.

Gerakan Belarasa yang akan diluncurkan bukan hanya sekadar acara seremonial, melainkan juga sebuah gerakan kemanusiaan yang melibatkan banyak pihak, dari masyarakat akar rumput hingga sektor swasta.

Dalam expo pelayanan sosial yang digelar sepanjang hari, pengunjung dapat menyaksikan langsung karya pemberdayaan Lembaga Daya Dharma (LDD) Keuskupan Agung Jakarta.

Lembaga Daya Dharma ini telah berkiprah selama 63 tahun tanpa memandang suku, agama, golongan, dan berbagai perbedaan latar belakang lainnya.

Acara akan dimulai pukul 10.00 WIB dengan doa bersama lintas agama, dipimpin oleh Kardinal Suharyo dan lima tokoh agama lain sebagai simbol persaudaraan lintas iman.

Selanjutnya, publik diajak menjelajahi Galeri dan Bazar Belarasa, mengikuti Dialog Kemanusiaan bersama tokoh publik seperti Uskup Agung Ignatius Kardinal Suharyo, Dr. Sukidi Mulyadi, Hj. Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, dan Dr. Franz-Magnis Suseno, SJ yang dimoderatori oleh Ayu Utami.

Baca juga: Uskup Agung: Semua agama berbicara mengenai kemanusiaan

Acara akan ditutup dengan menyaksikan pertunjukan teater musikal "Mimpi Anak Pesisir" yang diproduseri oleh Tanta Ginting dan melibatkan anak-anak marjinal sebagai pemeran utama.

"Mayoritas penerima manfaat layanan kami adalah umat Muslim, bahkan banyak yang berasal dari kelompok transpuan. Kami belajar dari ajaran Paus bahwa berbela rasa berarti memeluk semua yang terpinggirkan," ujar Dita Anggraini dari Divisi Pelayanan Anak LDD.

Dita Anggraini bersama tim akan menampilkan miniatur kelas PAUD dan KBA (Kelompok Belajar Anak) lengkap dengan alat peraga dan dokumentasi visual perubahan wilayah sebelum dan sesudah pendampingan.

Tidak hanya itu, juga akan ada kelas mini untuk memberi gambaran kepada pengunjung tentang metode pembelajaran yang inklusif dan berbasis komunitas.

Sementara itu, Direktur LDD KAJ P. Adrianus Suyadi menjelaskan peluncuran Gerakan Belarasa ini dilaksanakan dalam satu hari penuh, lintas iman, komunitas akar rumput, pelaku seni, dan publik akan bersua dalam semangat kasih yang diwujudkan melalui karya, dialog, dan komitmen kolektif.

"Belarasa bukan sekadar empati pasif. Ia adalah keberanian untuk hadir, untuk terlibat, untuk bertindak. Bukan demi amal sesaat, tetapi demi perubahan yang bermakna," katanya.

Baca juga: Uskup Agung Jakarta tekankan pentingnya toleransi antarumat beragama

Peluncuran ini akan ditutup dengan pernyataan dukungan dari mitra masyarakat sipil, tokoh publik, dan sektor swasta sebagai tanda komitmen bersama untuk memperluas gerakan bela rasa ke seluruh Indonesia.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |