Jakarta (ANTARA) - Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) aktif menyiapkan UMKM-UMKM yang akan mendukung ekosistem pembangunan perumahan, demi mendukung Program 3 Juta Rumah.
“Kementerian UMKM mendorong agar peran UMKM difokuskan pada sisi suplai yaitu mempersiapkan dan mendorong seoptimal mungkin pelaksanaan Program 3 Juta Rumah,” ujar Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM Temmy Satya Permana di Jakarta, Jumat.
Ia melanjutkan program ini bertujuan untuk menyediakan perumahan yang laik, terjangkau dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Melalui pendekatan terintegrasi antara pembangunan fisik, pemberdayaan masyarakat, dan pemerataan ekonomi wilayah, Program 3 Juta Rumah diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup rakyat sekaligus memperkuat fondasi ekonomi Indonesia.
Selain itu, Temmy mengatakan Program 3 Juta Rumah menjadi salah satu wujud nyata komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan kemerdekaan bagi seluruh rakyat Indonesia dari ketimpangan sosial ekonomi.
Ia melanjutkan peran yang dapat dimaksimalkan UMKM meliputi penyedia jasa konstruksi, penyedia bahan bangunan atau supplier material, dan penyedia dukungan pascahunian.
“Pada kelompok penyedia jasa konstruksi mencakup pengembang dan kontraktor kecil, penyedia tukang bangunan, instalasi listrik, pengecatan, plumbing, dan aplikator rumah pracetak seperti Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dan Rumah Unggul Sistem Panel Instan (RUSPIN),” katanya.
Temmy menambahkan, pihaknya juga akan mengakselerasi dan mengintensifkan kegiatan pembinaan dan pendampingan terhadap kelompok UMKM tersebut agar memiliki kemampuan dan kapasitas untuk dapat terlibat dalam Program 3 Juta Rumah.
Terkait persyaratan bagi UMKM yang bisa terlibat dalam program ini, Temmy menyebut tidak banyak persyaratan atau ketentuan khusus yang membatasi pengusaha UMKM untuk terlibat.
“Yang diperlukan UMKM pengembang adalah pemahaman prosedur untuk teregistrasi di SIRENG (Sistem Registrasi Pengembang) dan SIKUMBANG (Sistem Kumpulan Pengembang), serta kapasitas usaha untuk dapat membangun rumah subsidi,” katanya.
Sementara untuk UMKM ekosistem perumahan lainnya, Temmy menambahkan, seperti kontraktor dan supplier keterlibatannya bersifat B2B dengan pengembang.
“Oleh karena itu yang diperlukan adalah penguatan kapasitas agar UMKM tersebut memenuhi kriteria untuk dapat melaksanakan pekerjaan dari pengembang,” katanya.
Baca juga: Kementerian UMKM persiapkan KUR Perumahan agar tepat sasaran
Baca juga: Menteri UMKM: Alokasi dana KUR Perumahan tidak ambil plafon eksisting
Baca juga: Pemerintah beri subsidi bunga 5 persen bagi kontraktor UMKM perumahan
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































