Kementan terima delegasi SSTC untuk pelajari pertanian Indonesia 

10 hours ago 6

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) menerima delegasi dari beberapa negara anggota Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (South-South and Triangular Cooperation/SSTC) dalam rangka kunjungan lapangan dan berdialog dengan petani muda Indonesia penerima manfaat Program Layanan Dukungan Kewirausahaan dan Ketenagakerjaan Pemuda (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services/YESS) di Jawa Barat dan para mahasiswa Polbangtan Bogor.

Kementan dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu, menjelaskan, YESS adalah program Program Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan untuk mendorong generasi muda Indonesia mengembangkan sektor pertanian berbasis teknologi.

Sebanyak 12 anggota delegasi dari India, Gambia, Papua Nugini, Kenya, dan Rwanda, turut serta dalam kegiatan tersebut.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman meyakini bahwa penerapan teknologi di sektor pertanian akan menarik minat generasi milenial dan Gen Z untuk terjun langsung ke lapangan dan mendorong ekonomi daerah.

“Petani milenial adalah kunci. Kalau generasi muda mau turun ke sawah, menggunakan teknologi dan pendapatannya menguntungkan, ini bisa menggerakkan ekonomi dari desa,” ujar Amran.

Baca juga: Mentan sebut siapkan petani muda untuk masa depan Indonesia

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menambahkan bahwa Program YESS menjadi contoh praktek baik yang patut ditiru oleh negara-negara lain.

“Ada banyak hal yang bisa dibawa pulang dan diterapkan oleh para delegasi. Mulai dari akses terhadap pasar, praktik baik, hingga strategi pemberdayaan anak muda dalam sektor pertanian yang telah kami jalankan melalui program YESS,” kata Idha.

Project Manager Program YESS Miko Harjanti menjelaskan bahwa YESS berperan sebagai penghubung antara institusi pendidikan dan sektor kerja, khususnya bidang pertanian.

Para peserta SSTC diajak mengunjungi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor untuk melihat langsung Teaching Factory (TeFa), model pembelajaran berbasis produksi.

"Target pertama transisi pemuda pedesaan untuk bekerja. Di sini YESS menghubungkan institusi pendidikan ke dunia kerja maka peserta SSTC kita ajak ke Polbangtan, mereka melihat TeFA dan belajar bagaimana dukungan TeFa pada peserta didik. Setelah lulus, bisa bekerja di dunia pertanian," jelasnya.

Baca juga: Fadli Zon: Indonesia butuh tenaga-tenaga muda di sektor pertanian

Model pendidikan vokasi ini memperkuat keterampilan praktis mahasiswa agar siap terjun ke dunia usaha atau diserap langsung oleh sektor agribisnis.

Pendekatan tersebut menjadi salah satu praktek baik yang ingin ditunjukkan kepada delegasi internasional agar bisa diadaptasi di negara masing-masing.

Pertanian menyenangkan

Anggota delegasi dari Kenya Maureen Maresi M'mbwanga menyampaikan kesan positifnya terhadap dukungan besar pemerintah Indonesia kepada generasi muda di sektor pertanian.

Ia menyoroti peran negara dalam memberikan akses terhadap pengetahuan, pembiayaan, serta koneksi pasar bagi wirausaha muda.

“Kami melihat bagaimana anak-anak muda di Polbangtan Bogor mengadopsi teknologi dan inovasi dengan sangat baik. Mereka menggunakan metode seperti hidroponik modern untuk memastikan produk pertanian berkualitas tinggi dan siap bersaing di pasar internasional,” ujarnya.

Baca juga: Regenerasi petani untuk masa depan kemandirian pangan Indonesia

Maureen juga mencermati pemanfaatan media sosial oleh para mahasiswa dan petani muda Indonesia sebagai sarana memperluas pasar hingga ke luar negeri.

“Mereka tidak hanya berfokus pada pasar lokal, tapi juga berpikir global dengan menargetkan ekspor. Ini menunjukkan betapa dinamis dan visionernya generasi muda di sektor ini,” tambahnya.

Ia menekankan bahwa pengalaman selama berada di Indonesia akan menjadi inspirasi penting bagi pengembangan kebijakan pertanian di negaranya.

“Kami ingin menerapkan pendekatan serupa, bekerja sama dengan pemerintah kami untuk mendorong wirausaha muda di bidang pertanian dengan dukungan teknologi dan inovasi,” jelas Maureen.

Ia pun menutup pernyataannya dengan refleksi bahwa pertanian tidak lagi identik dengan pekerjaan yang membosankan. Dengan penerapan teknologi, pertanian justru bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi generasi muda.

Baca juga: Wamentan sebut generasi muda jadi kunci kemajuan pertanian Indonesia

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |