Sumedang (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) menyampaikan apresiasi kepada Kabupaten Sumedang atas penyelenggaraan Sekolah Rakyat di wilayah tersebut.
Staf Ahli Menteri Sosial Bidang Aksesibilitas Sosial Abdul Muis di Sumedang, Jawa Barat, Kamis, menilai bahwa Sumedang dapat menjadi contoh dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat.
“Kabupaten Sumedang merupakan model terbaik dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa Kemensos akan mendukung penyelenggaraan Sekolah Rakyat di Sumedang agar dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya.
“Kami akan menyusun peraturan menteri sosial terkait partisipasi, dan kami ingin melihat praktik terbaik dari penyelenggaraan Sekolah Rakyat di Kabupaten Sumedang untuk direplikasi di daerah-daerah selanjutnya,” tambahnya.
Baca juga: Siswa Sekolah Rakyat siap dilatih enam bahasa, termasuk bahasa Jerman
Sementara itu, Wakil Bupati Sumedang M. Fajar Aldila menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik program Sekolah Rakyat yang dinilai mampu mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan sosial melalui pendidikan.
“Hadirnya Sekolah Rakyat memberikan harapan untuk mengikis angka putus sekolah di Kabupaten Sumedang sekaligus membangun karakter dan mental anak yang kuat,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Fajar juga menegaskan keinginan pemerintah daerah untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah anak di Sumedang.
“Kami ingin menjadikan Sumedang sebagai pusat pengetahuan. Kami sangat bersemangat untuk memantapkan program ini secara komprehensif agar rata-rata lama sekolah anak di Kabupaten Sumedang semakin meningkat,” ujarnya.
Saat ini, Kabupaten Sumedang baru memiliki satu Sekolah Rakyat yang berlokasi di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Sumedang. Pemerintah daerah juga telah menyiapkan lahan seluas 7,2 hektare di Ujungjaya yang akan dibangun sebagai Sekolah Rakyat permanen.
Baca juga: Presiden Prabowo gagas program Sekolah Terintegrasi di tiap kecamatan
Pewarta: Ilham Nugraha
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
