Kemenpar perkuat standar keselamatan dan keamanan wisata arung jeram

2 months ago 24

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melakukan penguatan standar keselamatan dan keamanan wisata arung jeram sebagai salah satu kegiatan wisata minat khusus yang potensial di Indonesia

Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Manajemen Krisis Fadjar Hutomo mengatakan wisata arung jeram merupakan kegiatan wisata yang berisiko tinggi dan rentan bencana maka dari itu penting memiliki standar dan menyamakan persepsi untuk memastikan keamanan dan keselamatan optimal.

"Isu keselamatan dan keamanan menjadi sangat penting dan dalam keadaan krisis maka kesiapan dan sistem tanggap darurat menjadi penting untuk menyelamatkan nyawa, mengurangi kerugian, serta meningkatkan kesadaran masyarakat," kata Fadjar dalam keterangannya yang terkonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

Kategori risiko wisata arung jeram juga secara khusus telah diatur dalam Permenparekraf Nomor 4 tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pariwisata sebagai usaha berisiko menengah tinggi.

Baca juga: Kemenpar tuntaskan Famtrip wisata selam untuk pasar ASEAN di Alor

Maka dari itu, penguatan standar operasional perlu terus digaungkan agar para pelaku industri wisata arung jeram bisa memastikan setiap peralatan dan layanan yang diberikan kepada wisatawan bisa optimal terutama dari sisi keamanan dan keselamatan.

Upaya penguatan standar dari Kemenpar yang terbaru ialah dengan melaksanakan "Sosialisasi Keamanan dan Keselamatan Wisata Arung Jeram Indonesia" di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Jumat (29/8).

Fadjar menyebutkan selain sosialisasi standar keamanan dan keselamatan, Kemenpar juga memiliki program pelatihan dan sertifikasi bagi operator wisata arung jeram.

Meski begitu, penguatan standar keselamatan arung jeram tetap memerlukan kolaborasi dengan pihak terkait, terutama Asosiasi Perusahaan Wisata Arung Jeram Indonesia/Indonesia White Water Operators Association (IWWO) serta pemerintah daerah.

Hal itu dikarenakan pelaku usaha wisata arung jeram yang ada saat ini di Indonesia jumlahnya telah mencapai ratusan dan membutuhkan pengawasan yang tepat agar setiap pelaku usaha bisa mengoptimalkan standar keamanan dan keselamatannya.

Kemenpar mencatat hingga Agustus 2025 jumlah operator wisata arung jeram yang tersebar di Indonesia mencapai 420 operator.

"Diperlukan upaya-upaya dalam mendorong terciptanya keselamatan arung jeram seperti pelatihan dan sertifikasi, integrasi pemantauan cuaca, pengawasan dan evaluasi standar operasional prosedur, serta manajemen risiko dan identifikasi risikonya," katanya.

IWWO sendiri terlibat dalam acara penguatan standar keamanan dan keselamatan wisata arung jeram yang dihelat oleh Kemenpar tersebut.

Dalam acara itu, Perwakilan Dewan Pendiri IWWO I Made Antara membagikan aspek-aspek yang perlu diperkuat dalam standar keselamatan dan keamanan wisata arung jeram.

Di antaranya mencakup penguatan sumber daya manusia (SDM) seperti pengetahuan terkait kapasitas perahu, pengetahuan medan, dan kesiapsiagaan jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam; penggunaan peralatan yang berkualitas tinggi dan memadai, serta penerapan standar operasional prosedur (SOP) keselamatan yang telah ada.

"SOP ini dibuat dan disepakati oleh orang-orang yang sudah berpengalaman di bidangnya. Apabila SOP ini sudah disepakati maka dilakukan sosialisasi kepada semua pihak yang terkait untuk dilaksanakan dan tidak dilanggar," kata Made.

Baca juga: Kiat pilih resor tepat untuk liburan akhir tahun

Baca juga: Kemenbud: Desa Penglipuran Bali jadi contoh pelestarian budaya lokal

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |