Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan seluruh hari kerja di kementeriannya dianggap hitam, tak ada tanggal merah karena fokus utama pemerintah saat ini mewujudkan swasembada pangan dan penguatan ketahanan nasional secara berkelanjutan.
Mentan menyampaikan Presiden Prabowo Subianto menargetkan swasembada pangan dipercepat dari empat tahun menjadi tiga tahun, hingga akhirnya satu tahun.
"Untuk itu, dengan target yang sesingkat-singkatnya ini, kami tidak ada tanggal merah, semua tanggal hitam,” kata Mentan dalam pelantikan serentak Pengurus Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (Unhas) 2025-2029, di Makassar, Sulawesi Selatan, sebagaimana keterangan di Jakarta, Minggu.
Menurut Mentan, dengan target yang diberikan Presiden agar swasembada pangan dalam waktu yang jauh lebih cepat dari rencana awal, hal itu menjadi tantangan serta sebagai momentum untuk membuktikan kapasitas sektor pertanian Indonesia.
"Presiden luar biasa. Beliau meminta kami siap dalam satu tahun. Kami tidak biasa bercerita sebelum bertindak, kami biasanya bekerja dulu baru bicara," ujar Amran.
Ia meyakini Indonesia berada di jalur yang tepat menuju swasembada. Ia menyampaikan berbagai lembaga dunia telah mencatat lonjakan produksi pangan Indonesia.
Mentan Amran yang juga Ketua Umum IKA Unhas mengatakan pula, saat ini sektor pertanian Indonesia semakin disorot dunia, bahkan beberapa menteri pertanian negara- negara maju sudah datang ke Indonesia guna menanyakan terkait strategi Indonesia dalam peningkatan produksi pangan nasional.
“Menteri Pertanian Jepang belum pernah datang ke Indonesia, tapi tahun ini mereka datang untuk menanyakan strategi untuk meningkatkan produksi pangan kita. Bukan hanya Jepang, menteri-menteri negara lain pun berdatangan. Ini bukti bahwa kerja dan integritas mampu menghadirkan kepercayaan internasional,” kata Amran.
Dia menekankan kepercayaan global tersebut tidak lahir dari retorika, melainkan dari kerja nyata dan konsistensi. Ia mengaku selalu menguji disiplin dan kapasitas tim yang bekerja bersamanya terjun ke lapangan.
“Tanpa fakta, tidak mungkin kita meyakinkan siapa pun. Saya menguji mereka, dan saya melihat sendiri bahwa mereka on time, bekerja serius, dan siap menembus target,” ujarnya.
Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Januari-Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, meningkat 4,14 juta ton atau naik 13,54 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 sekitar 30 juta ton lebih.
Lebih lanjut Amran mengatakan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) menilai Indonesia berpotensi melompat menjadi produsen pangan nomor dua dunia setelah Brasil, menunjukkan kepercayaan internasional terhadap arah kebijakan pangan nasional.
Selain itu, lembaga riset Amerika Serikat (United States Department of Agriculture/USDA) juga memprediksi produksi beras Indonesia akan meningkat bahkan sebelum musim tanam dimulai.
"Bahkan hebatnya lagi, lembaga riset di Amerika (USDA) sudah memprediksi produksi beras kita akan meningkat sebelum kita tanam, coba kita cari tahu metode penelitian yang mereka pakai, luar biasa,” katanya pula.
Dalam kesempatan itu, Mentan mengajak seluruh alumnus Unhas untuk mengambil peran strategis dalam pembangunan nasional. Ia menegaskan alumnus Unhas memiliki kapasitas besar untuk menjadi motor perubahan.
“Ayo, seluruh alumni Unhas. Getarkan dunia. Siapkan generasi penerus, latih dan dampingi mereka. Inilah legacy besar yang harus kita tinggalkan. Pertanian adalah masa depan Indonesia, dan kita semua memegang kunci penting untuk mencapainya,” kata Amran.
Baca juga: Mentan serukan semangat kepahlawanan wujudkan kedaulatan pangan
Baca juga: Komisi IV: Swasembada makin nyata berkat reformasi pangan Prabowo
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































