Kemenpar minta wisatawan rajin cek perkiraan cuaca dari BMKG

3 weeks ago 17

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata meminta agar wisatawan untuk rutin memeriksa perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) karena adanya potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Tanah Air.

"Cuaca sedang ekstrem seperti ini, memang kita minta (pemerintah) daerah dan wisatawan juga, untuk senantiasa melihat informasi yang disampaikan BMKG," kata Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Manajemen Krisis Fadjar Hutomo saat ditemui ANTARA di Jakarta, Kamis.

Menanggapi adanya kehadiran cuaca ekstrem menjelang libur natal dan tahun baru ini, Fadjar menyampaikan bahwa BMKG memiliki informasi-informasi yang berkaitan dengan sejumlah destinasi wisata. Informasi ini dapat membantu wisatawan untuk menyesuaikan dan mempersiapkan kebutuhan selama di perjalanan.

Wisatawan turut diminta untuk menghindari destinasi wisata yang dekat dengan aliran sungai guna meminimalisir risiko.

"Hindari daerah aliran sungai, karena kadang memang di tempat kita tidak hujan, tapi di hulunya hujan, itu yang sering terjadi.

Baca juga: Polisi pastikan tak ada korban jiwa akibat pohon tumbang

Kementerian Pariwisata, katanya, kini melalui Kedeputian Destinasi dan Pengembangan Infrastruktur sedang menyusun sebuah surat edaran terkait dengan libur natal dan tahun baru yang mencakup situasi cuaca ekstrem.

Surat edaran dikeluarkan untuk menyiapkan mitigasi risiko dari dampak buruk cuaca yang berbeda-beda di tiap daerah.

"Di situ ada risk assessment apa yang harus dilakukan karena tiap daerah kan risikonya beda-beda, daerah yang pantai beda sama yang pegunungan dan seterusnya," ucap Fadjar.

Sebelumnya, BMKG menyatakan Indonesia mulai memasuki periode puncak musim hujan yang berlangsung sejak November 2025 - Februari 2026, dengan potensi peningkatan curah hujan tinggi dan bencana hidrometeorologi banjir-tanah longsor.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa fase ini menandai periode siaga terhadap potensi banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah.

Disebutkan bahwa suhu muka laut yang lebih hangat dari rata-rata dan aktifnya monsun Asia menjadi pemicu utama peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

BMKG turut mengingatkan adanya potensi terulang terjadi badai Seroja yang pernah melanda Nusa Tenggara Timur pada April 2021, selama periode puncak musim hujan November 2025 hingga triwulan pertama 2026.

Baca juga: Promosi wisata Jateng-DIY ke pasar Tiongkok diperkuat lewat famtrip

Baca juga: Kemenhub minta Syahbandar tak beri izin berlayar saat cuaca ekstrem

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |