Kemenpar dan COMCEC implementasikan BGCE di sektor pariwisata

3 weeks ago 8

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan Committee for Economic and Commercial Cooperation of the Organization of Islamic Cooperation (COMCEC) berupaya untuk mengimplementasikan ekonomi biru, hijau dan sirkular ekonomi (BGCE) di sektor pariwisata.

"Ini menjadi upaya Kementerian Pariwisata dalam memberikan pemahaman dan pelatihan kepada para peserta tentang tata cara implementasi, berbagi praktik terbaik biru, hijau, sirkular ekonomi dalam sektor pariwisata, serta menjalin kemitraan strategis. Sehingga nantinya bisa berdampak pada masa depan pariwisata yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan," kata Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenpar Rizki Handayani Mustafa di Jakarta, Rabu.

Dalam Workshop Internasional “Empowering Sustainable Tourism: Integrating Blue, Green, and Circular Economy (BGCE) into Tourism Operations” yang digelar pada 26–28 Agustus 2025, di Jakarta, Rizki mengatakan pariwisata adalah sektor yang memberi kontribusi besar pada pembangunan ekonomi. Seiring dengan itu sektor ini juga dianggap rentan terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim.

Hal tersebut mendorong pemerintah untuk berkomitmen menempatkan BGCE sebagai instrumen utama dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Ia menyampaikan komitmen pemerintah dalam menempatkan BGCE sebagai instrumen utama dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan, tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2025-2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2029.

Baca juga: Wamenpar minta promosi Festival Sandeq Silumba lebih digencarkan

Di dalamnya sektor pariwisata berkualitas dan berkelanjutan ditempatkan sebagai prioritas pembangunan nasional. Indonesia juga berkomitmen untuk menurunkan emisi di bawah payung pembangunan rendah karbon dan ekonomi hijau sebagai bagian dari strategi transformasi ekonomi nasional.

Sebagaimana tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC) yang diperbarui, Indonesia menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 31,89 persen dan 43,2 persen dengan dukungan internasional pada 2030.

Selain itu, Indonesia menargetkan pengelolaan 70 persen limbah pada 2025 serta pengurangan food waste per kapita sebesar 35 persen pada 2030.

“Jadi, kami ingin pertemuan hari ini bisa mendorong BGCE tidak hanya suatu pemahaman konsep. Kita hadirkan narasumber untuk bertukar praktik pengalaman dalam penerapan keberlanjutan,” kata Rizki.

Workshop BGCE yang berlangsung selama tiga hari ini membahas prinsip-prinsip dan berbagai penerapan BGCE. Di antaranya mengangkat topik BGCE sebagai instrumen keberlanjutan sektor pariwisata di Indonesia sampai dengan praktik terbaik dalam mengadopsi dan mengimplementasikan langkah-langkah keberlanjutan di industri perhotelan.

Asisten Deputi Manajemen Usaha Pariwisata Berkelanjutan Kemenpar Amnu Fuadiy menambahkan workshop ini diikuti oleh 70 peserta yang terdiri dari delegasi negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OIC), perwakilan kementerian/lembaga pemerintah Indonesia, dinas pariwisata daerah, pelaku industri perhotelan, restoran, dan kafe (Horeka), asosiasi pariwisata, akademisi, serta pakar keberlanjutan dari dalam dan luar negeri.

“Tidak hanya pembahasan di ruangan saat workshop, tapi peserta juga visitasi ke Pullman Jakarta Central Park dan Taman Safari Indonesia, Bogor untuk menyaksikan dan mempelajari langsung langkah-langkah keberlanjutan yang telah diterapkan pada sektor pariwisata,” kata Amnu.

Baca juga: Rapper Melly Mike diajak berwisata menikmati Jakarta

Baca juga: Kemenpar berupaya tingkatkan kesadaran soal isu keberlanjutan

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |