Sorong (ANTARA) - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) fokus melakukan rehabilitasi mangrove di Provinsi Papua Barat Daya melalui Program Hutan VI untuk mengelola, melestarikan, dan memanfaatkan hutan secara berkelanjutan.
Direktur Rehabilitasi Mangrove Kemenhut Ristianto Pribadi, di Sorong, Senin, menjelaskan program ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jerman yang bertujuan untuk mengelola, melestarikan, dan memanfaatkan hutan secara berkelanjutan.
"Fokus kami dalam Program Hutan VI lebih kepada rehabilitasi mangrove,” kata Ristianto Pribadi.
Ristianto mengatakan, rehabilitasi mangrove ini dilakukan dengan konsep mempertahankan, meningkatkan, dan memulihkan.
"Bukan hanya sekadar menanam tetapi juga merawat," katanya.
Program ini, menurut dia, sudah berjalan di tingkat nasional, sehingga target kali ini akan diimplementasikan ke Papua Barat Daya.
Dia mengatakan sedang menyusun kegiatan secara detail sehingga apabila program ini direalisasikan akan memberikan dampak positif terhadap aspek ekonomi masyarakat dan daerah, aspek ekologi, dan aspek sosial.
Baca juga: KLH ingatkan urgensi rehabilitasi ekosistem mangrove Indonesia
“Kegiatan Program Hutan VI ini bisa memberi dampak nyata untuk masyarakat dan pembangunan ekonomi di Provinsi Papua Barat Daya dari ekosistem mangrove," ujarnya.
Dari sisi dampak positif ekologi adalah mempertahankan dan memulihkan mangrove yang sudah terdegradasi. Selanjutnya aspek ketiga adalah aspek sosial dengan menitikberatkan keterlibatan masyarakat yang berada di sekitar ekosistem mangrove.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Pertanahan Papua Barat Daya Julian Kelly Kambu mengatakan pemerintah provinsi pada dasarnya mendukung kegiatan Program Hutan VI, karena menjaga keberlangsungan hidup kawasan hutan khususnya mangrove.
"Program ini juga akan memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, melalui Program Hutan ini dampaknya bukan hanya pada hutan mangrove saja, tetapi masyarakat juga ikut mendapatkan mendapatkan secara langsung.
"Program ini sangat penting dilakukan, sebab potensi mangrove cukup besar di Papua Barat Daya," katanya.
Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.