Jakarta (ANTARA) - Kementerian Ekonomi Kreatif mengapresiasi para desainer yang mengikuti perlombaan desain logo Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, yang diinisiasi kementerian bersama Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) serta melibatkan Kementerian Sekretariat Negara.
"Kami menghargai dedikasi luar biasa dari para desainer yang mampu menghadirkan karya bernilai tinggi dalam waktu singkat. Proses ini tidak hanya mengedepankan kreativitas, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kebangsaan," kata Menteri Ekraf Teuku Riefky di Jakarta, Kamis.
Dari 245 karya yang masuk, lima besar hasil kurasi dipresentasikan di hadapan dewan juri independen, sebelum akhirnya Presiden Prabowo memilih langsung satu desain terbaik.
Desain logo menggambarkan angka "8" dan "0" yang saling terhubung membentuk simbol tak hingga, melambangkan kesatuan yang abadi sebagai fondasi kedaulatan dan kesejahteraan rakyat.
Logo HUT ke-80 RI diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto di Jakarta, Rabu (23/7), yang mengangkat tema "Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju".
“Tema ini harus menjadi patokan dalam tindakan dan kebijakan. Logo yang diluncurkan bukan sekadar visual, melainkan simbol pemersatu bangsa,” kata Presiden Prabowo.
Presiden juga menyampaikan bahwa peringatan HUT ke-80 RI merupakan momen refleksi sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia.
Menteri Riefky menambahkan bahwa pemilihan logo mendapat arahan langsung dari Presiden Prabowo, yang turut memberi masukan strategis dalam pengembangan filosofi desain. Peluncuran resmi logo ini menjadi simbol nasional yang akan digunakan dalam seluruh rangkaian kegiatan peringatan kemerdekaan ke-80.
"Kementerian Ekonomi Kreatif berkomitmen menjaga ruang kolaborasi dan mendukung kapasitas pelaku kreatif nasional melalui kebijakan yang adaptif dan berpihak pada talenta lokal. Momentum HUT RI bukan akhir, melainkan awal dari penguatan ekosistem ekonomi kreatif Indonesia," ucap Menteri Ekraf Teuku Riefky yang turut didampingi Wamen Ekraf Irene Umar.
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
