China tunda pembatasan ekspor, cabut larangan impor kedelai AS

1 hour ago 1

Ankara (ANTARA) - China menangguhkan langkah-langkah pengendalian ekspor sumber daya dan material strategis selama setahun serta mencabut larangan impor kedelai dan kayu gelondongan asal Amerika Serikat, Global Times melaporkan.

Mengutip Kementerian Perdagangan (MOFCOM) China pada Jumat (7/11), media itu menyebutkan bahwa pemerintah telah mencabut pengendalian ekspor atas material super keras, peralatan terkait logam tanah jarang, bahan baku dan bahan tambahan, logam tanah jarang kelas menengah dan berat, baterai litium, serta bahan anoda grafit sintetis.

Keputusan itu juga mencakup pencabutan pembatasan terhadap beberapa barang asing dan teknologi logam tanah jarang.

Penangguhan ini berlaku mulai Jumat dan akan berakhir pada 10 November 2026.

Pada 9 Oktober lalu, China memperketat pembatasan ekspor logam tanah jarang, termasuk membatasi teknologi pemrosesan dan manufaktur, serta melarang kerja sama dengan perusahaan asing tanpa persetujuan pemerintah.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan di Korea Selatan pada 30 Oktober sepakat untuk membuat perjanjian perdagangan dan tarif selama satu tahun.

Menindaklanjuti pertemuan itu, MOFCOM kemudian mengumumkan bahwa pembatasan ekspor logam tanah jarang terhadap AS akan ditangguhkan selama satu tahun.

Sementara itu, Administrasi Umum Kepabeanan (GAC) juga mencabut pembatasan impor terhadap sejumlah produk pertanian dan kehutanan asal AS, seperti kedelai dan kayu gelondongan.

"Langkah ini diambil setelah evaluasi atas tindakan korektif yang dilakukan pihak AS dan sesuai dengan hukum, peraturan, serta standar internasional terkait tindakan karantina tumbuhan," kata GAC dalam pernyataannya.

Mulai 10 November, izin ekspor untuk tiga perusahaan kedelai asal AS akan dipulihkan. Impor kayu gelondongan AS juga akan kembali dilanjutkan.

Data Departemen Pertanian AS menunjukkan bahwa ekspor kedelai AS ke China pada 2024 turun menjadi 12,2 miliar dolar AS (Rp203,6 triliun) dari 17,9 miliar dolar AS pada 2022.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Ekonom soroti dampak turunnya tarif dagang AS-China bagi Indonesia
Baca juga: AS akan pangkas "tarif fentanil" 10 persen atas barang asal China

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |