Jakarta (ANTARA) - Tim medis Rumah Sakit Yarsi Cempaka Putih, Jakarta, menangani sejumlah kasus trauma saluran cerna dan gangguan pendengaran yang dialami para korban ledakan di Masjid SMA Negeri 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Direktur Medis RS Yarsi Cempaka Putih, Muhammadi saat ditemui di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa sebanyak 15 pasien korban ledakan yang dirawat di rumah sakit tersebut, dengan satu pasien dalam kondisi kritikal dan dirawat di ruang intensif.
“Pasien kritikal sudah menjalani operasi emergensi karena mengalami trauma pada saluran cerna. Saat ini masih dalam pengawasan ketat dan direncanakan menjalani prosedur pembedahan lanjutan,” kata dia.
Ia menjelaskan, dari total pasien yang dirawat, 14 di antaranya berada di ruang perawatan umum dalam kondisi stabil. Namun sebagian mengalami gangguan pendengaran akibat gelombang tekanan dari ledakan.
“Kami sedang melakukan pemeriksaan lanjutan oleh dokter spesialis THT untuk menilai tingkat keparahan hearing loss yang dialami pasien. Dari hasil observasi pagi ini, sebagian besar menunjukkan perbaikan signifikan,” kata dia, menjelaskan kondisi pasien kepada Menteri Sosial Saifullah Yusuf yang menjenguk korban itu.
Muhammadi mengatakan bahwa sebelumnya beberapa korban tidak dapat mendengar sama sekali dan mengeluhkan telinga berdenging, namun kini sudah dapat diajak berbicara dan merespons dengan baik.
Selain luka pada saluran cerna dan gangguan pendengaran, satu pasien juga mengalami luka bakar akibat ledakan pada Jumat (7/11) itu, dengan luas luka bakar sekitar 30 persen tubuh dan masih mendapatkan penanganan intensif disertai pemberian obat.
“Seluruh pasien kami tangani secara multidisipliner, melibatkan dokter spesialis anak, THT, bedah, hingga rehabilitasi medis untuk memastikan pemulihan menyeluruh,” kata Muhammadi menegaskan.
Baca juga: Kemensos rehabilitasi korban ledakan di masjid SMA 72 Jakarta
Baca juga: Kementerian HAM pastikan pemulihan korban ledakan di SMAN 72 Jakarta
Baca juga: RS Yarsi tangani tujuh korban ledakan SMAN 72 Jakarta
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
