Kemenag luncurkan Gerakan Wakaf Pendidikan Islam, dorong kemandirian

1 month ago 11
Gerakan Wakaf Pendidikan Islam ini menjadi langkah strategis dalam mewujudkan kemandirian madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi keagamaan Islam

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan Gerakan Wakaf Pendidikan Islam sebagai bagian dari implementasi Asta Protas (Program Prioritas) guna mendorong kemandirian dan pemberdayaan lembaga pendidikan Islam di Indonesia.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan wakaf memiliki potensi besar dalam mendukung pengembangan pendidikan Islam. Menurutnya, pembangunan sektor pendidikan tidak hanya membutuhkan dukungan anggaran negara, tetapi juga partisipasi publik melalui instrumen syariah yang produktif.

"Gerakan Wakaf Pendidikan Islam ini menjadi langkah strategis dalam mewujudkan kemandirian madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi keagamaan Islam," ujar Menag Nasaruddin Umardi Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan melalui gerakan ini Kemenag ingin memastikan pendidikan Islam tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga semakin maju dan memiliki daya saing tinggi.

Baca juga: Berwakaf tak perlu menunggu kaya

Gerakan tersebut diawali dari internal Kementerian Agama. Menag mengapresiasi sinergi yang terjalin antara dua Direktorat Jenderal (Ditjen) di lingkungan Kemenag yakni Ditjen Pendidikan Islam dan Ditjen Bimas Islam.

"Alhamdulillah, telah terjadi sinergi yang baik antara dua Ditjen, sehingga pengelolaan dan penerima wakafnya menjadi lebih jelas," kata Menag Nasaruddin Umar.

Kemenag berharap gerakan ini dapat menjadi model pemberdayaan wakaf produktif dalam mendukung sektor pendidikan dan menjadi inspirasi bagi lembaga lain untuk mengembangkan kemandirian melalui pendekatan berbasis syariah.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Amien Suyitno menyampaikan gerakan ini dirancang sebagai wadah kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan dan masyarakat luas.

Ia menjelaskan wakaf pendidikan akan diarahkan pada pembangunan sarana prasarana, peningkatan kualitas SDM, serta pemberdayaan riset dan inovasi di lingkungan pendidikan Islam, termasuk juga PIP dan KIP kuliah.

Baca juga: BWI luncurkan Gerakan Indonesia Berwakaf dukung Indonesia Emas 2045

"Potensi zakat sangat besar di pendidikan Islam. Ada jumlah waqif (orang yang berwakaf) yang besar di pendidikan Islam yang terdiri dari peserta didik, tenaga pendidikan (tendik) dan non-tendik," ujar dia.

Selain itu, kata dia, ada 14 kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang memiliki prodi manajemen zakat dan wakaf, sehingga potensi ini yang akan sangat membantu keberhasilan program wakaf untuk umat.

Menurut Suyitno, gerakan ini juga dalam rangka menjalankan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2025 Amanat untuk Kementerian Agama yakni mendorong peran badan pengumpul dana umat pengentasan kemiskinan.

Baca juga: Kemenag ajak kepala daerah kampanyekan gerakan berwakaf

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |