Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 200 calon pendakwah muda mengikuti program pelatihan intensif yang diinisiasi Kementerian Agama, dengan materi strategis seperti digitalisasi dakwah, kewirausahaan keumatan, moderasi beragama, serta manajemen dakwah kontekstual.
"Kita ingin mencetak dai muda yang siap lahir batin, siap berdakwah, dan siap memimpin umat. Mereka adalah dai masa depan untuk Indonesia Emas," ujar Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Abu Rokhmad di Jakarta, Selasa.
Abu Rokhmad mengatakan pelatihan ini merupakan program regenerasi dai sebagai fondasi dakwah berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.
Menurut dia, regenerasi dai harus disiapkan secara serius untuk menjawab tantangan zaman. Dakwah saat ini tidak cukup hanya mengandalkan kemampuan ceramah.
Dai muda perlu dibekali wawasan sosial, ekonomi, digital, dan kebangsaan agar mampu menjangkau umat secara lebih luas dan berdampak.
"Dai Gen Z harus cakap berkomunikasi lintas platform, memahami kondisi sosial, dan mampu berdialog dengan semua lapisan masyarakat. Dakwah mereka harus membumi, menyentuh realitas, dan bisa menjawab kebutuhan generasi hari ini," kata Abu.
Setelah pelatihan, para peserta akan diterjunkan ke berbagai daerah untuk mengimplementasikan rencana aksi dakwah yang telah mereka susun. Program ini dirancang sebagai investasi dakwah jangka panjang.
"Kita sedang membentuk kader yang kelak akan menjadi penggerak dakwah nasional. Kemenag ingin memastikan, pada 2045 nanti, bangsa ini memiliki dai-dai unggul yang siap menjadi pelita bagi umat," katanya.
Baca juga: UIN Walisongo perkuat kerja sama internasional cetak dai profesional
Baca juga: Pemprov DKI dorong ruang kreativitas dai bagi generasi muda
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.