Ke Pulau Padar NTT; jejak langkah di antara bukit dan lautan

3 months ago 72
Pink Beach bukan hanya tempat untuk menikmati pemandangan, tapi juga tempat untuk merenung dan menyatu dengan alam

Kupang (ANTARA) - Hari masih remang-remang, ketika suara mesin kapal cepat mulai meraung pelan di Pelabuhan ASDP Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Jumat (23/5).

Waktu menunjukkan pukul 05.30 WITA, dan udara laut yang lembap membelai wajah saat melangkah ke atas kapal cepat yang siap membawa penumpang menuju salah satu mahakarya alam di NTT, yaitu Pulau Padar.

Langit timur perlahan memerah, mengguratkan warna jingga keemasan di atas gugusan bukit. Pelabuhan mulai ramai oleh wisatawan, baik domestik dan mancanegara, pemandu wisata yang akan menuju ke Pulau Padar, dan nelayan NTT yang bersiap memulai hari.

Suasana pagi di Labuan Bajo, NTT, terasa seperti lukisan hidup tenang, indah, dan sarat harapan. Perubahan sangat terasa saat tiba di pelabuhan penyeberangan milik ASDP tersebut.

Jika di tahun 2017 hingga 2021 atau 2022 belum ada ruang tunggunya, kini kawasan itu sudah tertata dengan rapi, bahkan ada ruang tunggu yang bersih dan nyaman.

Setelah menunggu selama kurang lebih 30 menit di ruang tunggu, wisatawan diminta untuk masuk ke kapal cepat, namun wajib chek in terlebih dahulu.

Rahman, wisatawan yang ikut dalam rombongan tersebut, bercerita bahwa pada tahun 2021 keadaan pelabuhan itu belum seperti keadaan sekarang. Pemerintah telah merenovasi pelabuhan itu untuk memberikan rasa nyaman kepada wisatawan, seiring semakin meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke kawasan itu.

Kapal cepat melaju kencang membelah permukaan laut yang masih tenang. Embusan angin laut membawa aroma asin yang khas, sementara gugusan pulau kecil satu per satu menyapa dari kejauhan.

Pulau Kelor, Pulau Rinca, dan sejumlah pulau tak bernama menjadi pemandangan pembuka, sebelum Padar menampakkan dirinya.

Sekitar 45 menit perjalanan, puncak-puncak karang Pulau Padar mulai terlihat. Kontur pulau ini unik, dimana tiga teluk berbentuk sabit dengan pasir putih, hitam, dan serta pasir berwarna merah muda mengelilingi bukit-bukit tajam yang menjadi daya tarik utama.

Dari kejauhan, Padar tampak seperti naga tidur yang tengah menghadap Laut Flores.

Kapal cepat merapat ke dermaga kayu yang sudah disiapkan untuk wisatawan yang turun ke untuk menikmati keindahan karya Tuhan di pulau tersebut.

Beberapa kapal cepat yang lain juga membawa wisatawan dan tidak sempat lagi bersandar di dermaga, terpaksa harus turun dan langsung menjejakkan kaki ke pantai berpasir halus.

Sebelum mulai menanjak, wisatawan, khususnya yang rombongan, akan diarahkan oleh pemandu wisata di Pulau Padar untuk mematuhi aturan-aturan selama mendaki ke puncak pulau tersebut.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |