Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur menyasar area pertanian perkotaan (urban farming) di Jalan Raya Pulo Geban RW 06, Cakung, Jakarta Timur untuk menjadi area pendidikan pertanian (Edufarm) karena banyak dikunjungi masyarakat.
"Lahan ini akan kita optimalkan dengan menggandeng potensi yang ada. Kita berharap ini menjadi pusat Edufarm, terutama bagi masyarakat setempat," kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur Taufik Yulianto di Jakarta Timur, Senin.
Dengan area urban farming di atas lahan seluas 12.567 meter persegi ini, lanjut dia, masyarakat tak perlu jauh-jauh untuk belajar pertanian perkotaan (urban farming).
Baca juga: Jaktim kembangkan pertanian perkotaan di 147 lokasi
Lahan ini sebelumnya tidak terawat, lalu dijadikan kebun anggur dan terus berkembang menjadi area urban farming dengan banyak tanaman.
Urban farming di RW 06, Kelurahan Pulo Gebang saat ini dikelola dua orang petugas Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) Suku Dinas KPKP Jakarta Timur.
Kedua petugas itu, kata Taufik, sudah mendapatkan pembinaan penyuluhan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) di bawah koordinasi Kepala Seksi Ketahanan Pangan dan Pertanian serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Suku Dinas KPKP Jakarta Timur.
"Saat ini sudah ada rumah kaca (green house) seluas 144 meter persegi sebagai tempat tanam 600 bibit Cabai dan Terung. Sistem penyiraman dan pemupukannya sudah menggunakan teknologi Internet of Things (IoT)," ujarnya.
Menurut Taufik, estimasi panen cabai di rumah kaca dalam setahun bisa mencapai 950 kilogram hingga 1,2 ton. Selain itu, berbagai tanaman sayur mayur dan buah juga dapat dipanen di luar area tanam.
Baca juga: "Urban Farming", solusi berkelanjutan untuk ketahanan pangan perkotaan
Selain itu, lokasi ini terdapat kebun anggur dengan lima varietas lokal dan 37 impor. Kemudian, sejumlah komoditas lain yang ditanam seperti, terung, pepaya, pisang, bawang merah, sayuran dan lainnya.
"Kami juga membuat empat kolam ikan Nila dan Lele sebagai upaya menjaga ketahanan pangan sekaligus untuk mengedukasi warga," ucap Taufik.
Adapun pengembangan menjadi edufarm juga akan dilakukan penanaman tanaman khas endemi Jakarta Timur seperti, salak, duku, melinjo, dan lainnya. Oleh karena itu, masyarakat berperan penting dalam melestarikan tanaman-tanaman agar tidak punah.
Adapun lahan urban farming di RW 06, Pulo Gebang setiap hari rutin dilakukan perawatan dan pengecekan. Setiap harinya ada saja warga yang berkunjung untuk bertanya atau belajar bagaimana cara perawatan dan menanam tanaman sayur mayur maupun tanaman obat keluarga.
Baca juga: Jaktim perkuat ketahanan pangan melalui 400 penggiat "urban farming"
Kehadiran urban farming di wilayah itu juga sangat diapresiasi warga karena warga bisa belajar bercocok tanam di lahan tersebut.
"Urban farming di sini dapat menjadi sarana edukasi untuk bercocok tanam. Kebetulan warga di sini yang jumlahnya mencapai 3.000 KK dengan 13.400 jiwa juga tertarik dengan pertanian perkotaan," jelas Taufik.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025