Jakarta (ANTARA) - Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto direncanakan akan mengunjungi sekolah rakyat pada akhir Agustus 2025, menyusul peluncuran program tersebut yang telah dilakukan pada 14 Juli lalu.
"Sekolah Rakyat rencana kemungkinan akhir agustus akan dikunjungi Bapak Presiden. Launching sudah 14 Juli lalu," kata Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
Namun, dia mengatakan hingga saat ini lokasi kunjungan presiden masih belum ditetapkan.
Prasetyo menilai pendirian sekolah rakyat merupakan bentuk perjuangan Pemerintah dalam menyediakan pendidikan bagi anak-anak yang selama ini belum memiliki kesempatan.
Menurut dia, program ini diharapkan dapat membuka jalan bagi masa depan yang lebih baik sekaligus mengangkat harkat dan martabat keluarga mereka.
"Saya kalau ngomong sekolah rakyat memang agak emosional karena banyak adik-adik kita yang selama ini tidak memiliki kesempatan mendapatkan pendidikan dan kita berharap masa depan lebih baik, mengangkat harkat martabat keluarganya," ucap dia.
Dia menambahkan Presiden Prabowo terus mendorong percepatan pelaksanaan program tersebut dan menilai langkah ini sebagai kebanggaan nasional menjelang usia kemerdekaan ke-80 tahun.
Sejauh ini, kata dia, sebanyak 159 lokasi sekolah rakyat telah disiapkan sebagai tahap awal pelaksanaan program tersebut.
Baca juga: Sekolah Rakyat dinilai berhasil bentuk kemandirian anak
Baca juga: Sekolah Rakyat disambut optimistis bisa wujudkan cita-cita para siswa
Pemerintah masih terus mengevaluasi dan memperluas cakupan program agar dapat menjangkau lebih banyak anak yang belum mendapatkan akses pendidikan.
Program sekolah rakyat juga disebut sebagai salah satu wujud nyata makna kemerdekaan, yang diyakini dapat menjadi jalan keluar dari kemiskinan dan ketertinggalan melalui pendidikan.
"Bagi saya itulah makna kemerdekaan. Kita sadar pendidikan satu cara keluar dari kemiskinan, dari belenggu kita," ucap dia.
Sekolah Rakyat adalah program pendidikan berasrama yang didesain untuk menjangkau keluarga dengan tingkat kesejahteraan terendah (desil 1 dan 2) dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Program era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ini bertujuan memutus rantai kemiskinan melalui integrasi pendidikan, pemberdayaan ekonomi keluarga, dan jaminan sosial secara menyeluruh termasuk kesehatan untuk para siswa dan keluarganya.
Kementerian Sosial sebagai pelaksana teknis program itu melaporkan jumlah siswa Sekolah Rakyat tahap pertama sebanyak 9.700 orang yang mulai berjalan sejak Juli 2025. Jumlah ini didukung oleh lebih dari 1.500 guru serta sekitar 2.000 tenaga pendamping, termasuk wali asrama dan pembimbing sosial.
Sekolah Rakyat tahap pertama tersebar 100 lokasi di seluruh Indonesia yang dimana sebanyak 63 titik telah aktif sejak pertengahan Juli, sedangkan 37 titik lainnya mulai berjalan penuh pada Agustus 2025.
Pewarta: Fathur Rochman/Mentari Dwi Gayati
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.