Teheran, Iran (ANTARA) - Pemerintah Iran pada Rabu (28/5) menyatakan mereka mungkin mempertimbangkan untuk mengizinkan Amerika Serikat menginspeksi fasilitas nuklir negara tersebut melalui pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), asalkan tercapai kesepakatan dalam perundingan nuklir yang tengah berlangsung.
Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, mengatakan bahwa Teheran dapat menerima inspeksi dari pihak AS jika kedua negara berhasil mencapai kesepakatan terkait program nuklir Iran.
Selama dua bulan terakhir, Iran dan AS terlibat dalam diplomasi nuklir yang dimediasi oleh Oman. Sejauh ini, lima putaran pembicaraan tidak langsung telah berlangsung di Muscat dan Roma.
Salah satu poin krusial dalam negosiasi tersebut adalah pengayaan uranium. AS mendesak penghentian program tersebut, sementara Iran bersikeras bahwa pengayaan akan terus berlanjut.
Eslami menegaskan bahwa program nuklir Iran sepenuhnya bersifat damai dan berada di bawah pengawasan IAEA. Ia menambahkan bahwa pengayaan uranium merupakan bagian dari kedaulatan nasional Iran.
Ia juga menyuarakan kekesalan atas sorotan yang tidak proporsional terhadap negaranya, mengingat kapasitas nuklir Iran hanya kurang dari 3 persen dari total kapasitas global, namun mendapat 25 persen dari total inspeksi IAEA.
Baca juga: Iran setuju gelar putaran kelima perundingan nuklir dengan AS
Baca juga: Iran : Perjanjian nuklir sementara dengan AS tidak ada dalam agendanya
Menurut Eslami, penghentian pengayaan uranium akan berdampak luas pada berbagai sektor, termasuk kesehatan dan lingkungan. Ia mencatat bahwa sekitar satu juta warga Iran setiap tahunnya bergantung pada produk radiofarmasi.
“Jika kami tidak bisa melakukan pengayaan dan tidak dapat memproduksi bahan bakar uranium 20 persen untuk mengoperasikan Reaktor Teheran, maka kami tidak bisa menghasilkan radiofarmasi. Dampak pertama akan langsung terasa pada sektor kesehatan,” kata Eslami.
Ia juga menyoroti dampak dari penghapusan pengayaan terhadap bahan pangan, produk farmasi, dan reaktor penelitian yang membutuhkan berbagai jenis isotop.
“Jika industri pengayaan diambil dari suatu negara, maka kemajuan ilmiah di negara tersebut akan terancam. Mereka (negara Barat) tidak menyediakan perangkat lunak maupun perangkat keras kepada Iran,” tambahnya.
Pejabat Iran menegaskan bahwa isu pengayaan uranium adalah “tidak untuk dinegosiasikan.”
Menjelang putaran kelima pembicaraan pada Jumat mendatang, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa permintaan untuk penghentian total pengayaan uranium tidak dapat diterima oleh Iran.
Menlu Iran menegaskan bahwa Teheran tidak sedang mengupayakan senjata nuklir.
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Primayanti
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2025