Ini kata Pramono tentang pentingnya literasi untuk Jakarta

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menilai keteraturan literasi bisa jadi pembeda bagi Ibu Kota, khususnya terkait keinginan untuk naik kelas dari kota biasa menjadi kota global.

"Keteraturan literasi, kearsipan dan perpustakaan bisa menjadi salah satu pembeda antara kota global dengan kota biasa," kata Pramono saat membuka Festival Pustakarsa (Perpustakaan, Kearsipan, dan Sastra) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa.

Oleh karena itu, lanjut Pramono, saat mencanangkan bahwa perpustakaan di Jakarta beroperasi sampai dengan jam 10.00 malam, maka awalnya semua orang skeptis.

"Namun, hari ini, saya selalu mendapatkan laporan bahwa salah satunya di tempat ini, perpustakaannya itu begitu luar biasa. Bahkan, kadang kala sampai jam 10.00 malam pun orang belum mau pulang," katanya.

Pramono juga menyebut fasilitas literasi yang baik mendorong warga terus menghidupkan budaya membaca demi menambah pengetahuan.

Baca juga: ASN DKI butuh literasi statistik seiring Jakarta jadi kota global

Menurutnya, Pameran Kearsipan bertema “Lo Jual, Gue Beli: Kilas Balik Lima Abad Jakarta Kota Dagang”, ini mengajak pengunjung menyelami perjalanan panjang Jakarta, dari pelabuhan kecil hingga bertransformasi menjadi pusat perekonomian nasional dan kota global.

"Kalau lihat temanya saja, "Lo Jual, Gue Beli". Ini kesannya kan anak muda banget. Itu Betawi banget, itu kita banget, itu Jakarta banget," ujar Pramono.

Lebih lanjut, Pramono memaparkan, Indeks Pengukuran Literasi Masyarakat DKI Jakarta Tahun 2024 mencapai nilai 94,16 atau masuk dalam kategori tinggi.

Ia menyebut, hal ini menjadi tantangan bagi Jakarta untuk bisa menjaga budaya baca dan literasi.

Ia pun berharap kegiatan yang melibatkan pelajar dan mahasiswa ini memberikan dampak positif bagi perkembangan budaya baca dan literasi warga Jakarta.

Baca juga: RPTRA sudah berkembang jadi pusat literasi bagi warga Jakarta

"Bagi saya, kehadiran anak-anak SMA dan perguruan tinggi pada hari ini menunjukkan bahwa ke depan hal yang berkaitan dengan budaya baca, literasi, dan sebagainya, saya yakin di Jakarta ini pasti momentum akan bisa terjaga dengan baik,” kata Pramono.

Festival Pustakarsa 2025 menggabungkan tiga kegiatan besar, yaitu:

- Pameran Kearsipan: pengunjung bisa menyelami Jakarta dalam enam era sejak 1527;

- Festival Literasi Jakarta: bincang literasi, "workshop", pameran giat komunitas, bazar buku murah, dan perpustakaan keliling;

- Festival Sastra PDS HB Jassin: kegiatan sastra untuk mengenang sosok H.B. Jassin, meliputi Pameran Sastra bertajuk Ruang Sastra Bicara (31 Juli-24 Agustus 2025), Simposium Sastra Internasional (24-26 September 2025), Piala H.B. Jassin (15 Juli-18 Oktober 2025), Pekan Sastra Jakarta (11-18 Oktober 2025), dan akan ditutup dengan Malam Anugerah Piala H.B. Jassin.

Baca juga: DKI ingin kolaborasi literasi antardaerah diperkuat

Dalam pembukaan festival ini, dilakukan pula penandatanganan Nota Kesepakatan antara Arsip Nasional Republik Indonesia dengan Pemprov DKI Jakarta untuk bersama mengurus kearsipan kota.

Ruang lingkup kesepakatannya, mulai dari peningkatan kualitas kearsipan, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, pelestarian dan pemanfaatan arsip statis, hingga kerja sama luar negeri di bidang kearsipan.

Selain itu, turut dilaksanakan pengukuhan Bunda Literasi Provinsi DKI Jakarta (Hani Pramono) dan Duta Baca Provinsi DKI Jakarta (Farrel Alfariza Kurniawan).

Mereka ditunjuk menjadi teladan, penggerak dan inspirator dalam kegiatan literasi sesuai dengan amanat UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |