Inggris, Prancis tingkatkan kerja sama pertahanan, koordinasi nuklir

2 months ago 18

London (ANTARA) - Inggris dan Prancis sepakat memperkuat kerja sama pertahanan melalui perjanjian baru yang memungkinkan koordinasi senjata nuklir mereka untuk menghadapi ancaman besar terhadap Eropa, meski masing-masing tetap memiliki kendali independen, kata para pejabat pada Kamis.

Deklarasi tersebut diumumkan dalam pertemuan di London antara para pemimpin pertahanan Inggris dan Prancis, dan mencakup ketentuan untuk penelitian nuklir, pengembangan rudal, latihan gabungan, dan integrasi kemampuan militer yang lebih mendalam.

"Inggris dan Prancis melangkah bersama untuk menghadapi ancaman hari ini dan tantangan masa depan," kata Menteri Pertahanan Inggris John Healey kepada Sky News.

"Prancis selalu menjadi sekutu terlama kami. Kami memiliki kerja sama militer yang erat, jadi kami akan mengumumkan koordinasi baru dalam kerja sama nuklir, penelitian, latihan, pengujian, dan koordinasi penangkalan kami dalam menghadapi ancaman ekstrem yang mungkin dihadapi negara-negara kami di Eropa," ujarnya.

Sebuah pernyataan dari Kementerian Pertahanan Inggris mengonfirmasi deklarasi baru tersebut, yang untuk pertama kalinya secara eksplisit menyatakan bahwa meski kekuatan nuklir kedua negara tetap berdaulat, mereka dapat digunakan dalam koordinasi.

Kedua negara juga menegaskan kembali komitmen mereka terhadap rezim non-proliferasi nuklir.

"Tidak ada ancaman ekstrem terhadap Eropa yang tidak akan mendorong respons oleh kedua negara," kata kementerian tersebut.

Kesepakatan formal tersebut berarti bahwa setiap aktor yang mengancam kepentingan vital Inggris atau Prancis dapat menghadapi respons nuklir bersama, terlepas dari independensi hukum persenjataan mereka.

"Inggris dan Prancis adalah satu-satunya kekuatan nuklir di Eropa, dengan pencegah yang berkontribusi signifikan terhadap keamanan NATO dan Euro-Atlantik secara keseluruhan," tambah pernyataan itu.

Perjanjian tersebut juga mencakup rencana untuk meningkatkan kekuatan militer gabungan kedua negara menjadi 50 ribu tentara. Fokus akan beralih ke operasi kesiapan tinggi untuk menghadapi ancaman terkini di kawasan tersebut.

"Peningkatan koordinasi militer kita, sehingga kekuatan 50.000 siap diaktifkan untuk mempertahankan Eropa, memperkuat NATO dan yang terpenting, meningkatkan koordinasi dalam produksi industri, produksi rudal baru, dan dukungan untuk lebih dari 1.600 lapangan kerja di masa depan," kata Healey.

Dia mengatakan inisiatif pertahanan baru akan membantu "mendorong pertumbuhan ekonomi" melalui lapangan kerja jangka panjang yang membutuhkan keterampilan tinggi di sektor pertahanan.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Starmer dan Trump bahas upaya negosiasi ulang dengan Iran

Baca juga: Kepala Intelijen AS: Dunia makin dekat ke ambang perang nuklir

Baca juga: Inggris dikabarkan mau beli jet tempur bersenjata nuklir dari AS

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |