Jakarta (ANTARA) - Indonesia mengutuk serangan terbaru Israel ke Jalur Gaza pada Selasa dini hari waktu setempat yang menewaskan ratusan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, di bulan suci Ramadhan.
“Serangan ini menambah rangkaian provokasi Israel yang mengancam gencatan senjata dan mengganggu prospek negosiasi perdamaian menuju solusi dua negara,” demikian pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI yang disiarkan di media sosial X, Selasa.
Indonesia mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dan komunitas internasional untuk segera mengambil tindakan guna menghentikan serangan Israel di wilayah kantong Palestina itu.
Semua pihak didesak untuk kembali mematuhi dan memulihkan kesepakatan gencatan senjata demi mencegah jatuhnya lebih banyak korban sipil di Jalur Gaza, menurut pernyataan Kemlu RI.
Indonesia juga menegaskan kembali posisinya yang konsisten bahwa penghentian pendudukan ilegal Israel atas tanah Palestina adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi di kawasan.
Militer Zionis Israel secara mendadak melancarkan serangan udara dan pengeboman besar-besaran terhadap sejumlah daerah di Jalur Gaza pada Selasa dini hari waktu setempat. Serangan tersebut merupakan yang terparah sejak tercapainya gencatan senjata antara Israel dengan Hamas pada 19 Januari lalu.
Sebagaimana dilaporkan kantor berita Palestina WAFA, jumlah korban tewas akibat serangan udara tentara Zionis Israel tersebut telah mencapai 404 orang, termasuk di antaranya wanita dan anak-anak, hingga Selasa siang waktu setempat.
Serangan Israel juga melukai 562 warga sipil Palestina serta mengancam nyawa korban-korban yang masih terjebak di reruntuhan gedung yang ambruk.
Eskalasi ini terjadi di tengah kekhawatiran pemburukan krisis kemanusiaan di wilayah kantong Palestina padat penduduk tersebut yang diperparah dengan blokade Israel terhadap masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk obat-obatan penting, ke Gaza.
Merespons serangan tersebut, petinggi biro politik Hamas Izzat Al-Risheq menyatakan bahwa pengeboman Israel semakin mengancam nyawa sandera-sandera Israel yang masih berada di Jalur Gaza.
“Keputusan Netanyahu memulai lagi peperangan adalah keputusan untuk menumbalkan tahanan penjajah (Israel) dan memvonis mereka dengan hukuman mati,” kata Al-Risheq.
Baca juga: Hamas serukan unjuk rasa global menentang pelanjutan genosida Israel
Baca juga: Sedikitnya 200 orang tewas setelah serangan skala besar Israel di Gaza
Baca juga: Mesir usulkan kehadiran internasional di Gaza dan Tepi Barat ke DK PBB
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025