ILO ungkap penelitian tentang AI mentransformasi K3 di tempat kerja

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) melaporkan hasil penelitian terbaru mengenai kecerdasan buatan (AI) mentransformasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di tempat kerja seluruh dunia.

Dalam siaran persnya yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis, ILO mengungkapkan bahwa penelitian berjudul "Merevolusi Kesehatan dan Keselamatan Kerja: Peran AI dan Digitalisasi di Tempat Kerja" tersebut menyoroti bagaimana teknologi yang berkembang saat ini meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pekerja.

Menurut Ketua Tim Kebijakan ILO Manal Azzi, hasil riset itu juga menggarisbawahi perlunya kebijakan proaktif mengatasi berbagai resiko baru.

"Digitalisasi menawarkan kesempatan besar untuk meningkatkan kesepakatan di tempat kerja. Robot dapat menggantikan manusia dalam pekerjaan tiga dimensi yang berbahaya, dan kotor," katanya.

Sementara otomatisasi dapat mengurangi tugas yang berulang seperti lini produksi pabrik atau dalam pekerjaan administratif sehingga pekerja dapat melakukan pekerjaan yang lebih menantang," katanya menambahkan.

Namun Azzi mengingatkan agar teknologi yang diterapkan itu tidak menimbulkan risiko baru.

Menurut laporan tersebut, sistem bertenaga AI dapat meningkatkan pemantauan keselamatan kerja, merampingkan tugas dan operasi, meringankan beban kerja dan mendorong inovasi, namun ditekankan pula perlunya kebijakan proaktif untuk memastikan teknologi diterapkan secara aman dan adil.

Laporan tersebut juga mengingatkan bahwa kemajuan teknologi pun membawa resiko baru, seperti misalnya robot yang mengerjakan tugas-tugas berbahaya dapat memunculkan bahaya baru bagi para pekerja yang merawat, membenahi dan bekerja dengan mesin-mesin tersebut.

Selain itu, perilaku robot yang tidak terprediksi seperti kegagalan sistem atau ancaman siber dapat pula membahayakan keselamatan para pekerja.

Penelitian itu menyoroti bahwa mengandalkan AI dan otomatisasi secara berlebihan dapat mengurangi pengawasan manusia, yang pada saatnya akan meningkatkan resiko K3.

Sementara beban kerja yang digerakkan oleh algoritma dan terus menerus terhubung dapat berkontribusi pada stres, kelelahan, dan kesehatan mental.

Untuk itu ILO mengajak semua pemangku kepentingan agar mewujudkan kebijakan di skala global, regional dan nasional yang lebih kuat, yang menyediakan pondasi untuk memastikan terpenuhinya hak-hak terhadap tempat kerja yang aman dan sehat di era digital.

Baca juga: Menaker nilai perlu transformasi untuk atasi persoalan K3

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan serahkan santunan ratusan juta pada peringatan K3

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |