Jakarta (ANTARA) - House of brand teknologi, Hypefast, menekankan pentingnya penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang dijalankan oleh merek (brand) lokal terhadap keputusan konsumen di Indonesia.
"Perkembangan penerapan prinsip ESG di Indonesia menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir, dengan semakin banyak perusahaan dan investor yang memahami dan mengadopsi pendekatan berkelanjutan," kata CEO Hypefast Achmad Alkatiri dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Alkatiri menyoroti bahwa industri bisnis Tanah Air semakin menyadari pentingnya keberlanjutan, sumber etis dan praktik bisnis yang bertanggung jawab sebagai bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjang.
Baca juga: Hypefast: Merek kecantikan lokal alami fenomena "local brand winter"
Pergeseran pasar global semakin mendukung bisnis yang menerapkan standar ESG, mendorong brand lokal untuk mulai mengintegrasikan prinsip ini dalam operasional merek.
Hal itu juga didukung berkat kesadaran konsumen terhadap pentingnya keberlanjutan yang semakin berkembang, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mendorong branda untuk memilih produk.
Prinsip ESG juga semakin menjadi faktor utama dalam keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan survei PricewaterhouseCoopers (PwC) pada 2023, 80 persen konsumen Indonesia bersedia membayar lebih untuk produk dari merek yang berkomitmen terhadap isu sosial dan lingkungan.
Baca juga: Hypefast kenalkan lima jenama lokal Indonesia ke Pasar Singapura
Sedangkan penelitian Snapcart 2024 berjudul Indonesian Consumers’ Interest Toward Sustainable Products menyebut 38 persen konsumen memilih produk ramah lingkungan karena kepedulian terhadap lingkungan.
Faktor lainnya adalah kualitas produk yang lebih tahan lama dan aman digunakan, yang pada akhirnya mendorong konsumen hingga bersedia membayar lebih mahal.
Meski demikian, Alkatiri menyebut masih terdapat berbagai tantangan yang dihadapi bisnis lokal. Indonesia saat ini berada di peringkat ke-36 dari 47 pasar modal global dalam indeks ESG, menunjukkan masih adanya ruang untuk perbaikan.
Baca juga: 11 merek lokal terima penghargaan Local Heroes Brand 2024
Salah satu kendala utama adalah kurangnya pemahaman di kalangan pelaku usaha. Studi dari Indonesia Business Council for Sustainable Development menemukan bahwa 40 persen perusahaan di Indonesia belum sepenuhnya memahami pentingnya penerapan ESG, sementara 60 persen emiten mengalami kesulitan dalam menetapkan indikator kinerja berbasis ESG.
Alkatiri menilai merek lokal sudah mulai mengintegrasikan strategi ini dalam operasional branda dalam mengatasi hal tersebut.
Contohnya seperti yang dilakukan merek kecantikan Luxcrime di akhir 2024, tim Luxcrime turun langsung ke pesisir Bengkong, Batam, membantu membersihkan lebih dari 550 kg sampah plastik dan mengunjungi Materials Recovery Facility untuk melihat proses daur ulang sampah secara langsung.
“Integrasi ESG bukan hanya tentang kepatuhan regulasi atau memenuhi ekspektasi global, tetapi juga tentang membangun loyalitas pelanggan dan menciptakan bisnis yang lebih berkelanjutan. Karenanya perlu adanya sinergi antara pemangku kebijakan dengan pelaku usaha untuk mendorong brand lokal dalam menerapkan prinsip ESG,” ujar dia.
Baca juga: Hypefast, Cosmax Group perkuat produk kesehatan & kecantikan lokal
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025