Pekanbaru, (ANTARA) - Hujan yang mengguyur kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau membantu dalam upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah tersebut yang sebelumnya terpantau cukup besar dan terjadi di beberapa titik.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Jim Gafur mengatakan sebelumnya karhutla di Rohil sempat terpantau di beberapa titik dan terjadi di kawasan gambut. Hal ini membuat petugas gabungan cukup kesulitan melakukan pemadaman.
“Alhamdulillah karhutla di Rohil sudah bisa dikendalikan. Hujan sempat mengguyur daerah ini sehingga membantu proses pemadaman, saat ini tim fokus melakukan pendinginan,” katanya di Pekanbaru, Kamis.
Namun demikian dia mengatakan pihaknya terus melakukan patroli intensif untuk menjaga agar api tidak kembali membesar karena berada di lahan gambut. Pasalnya meskipun terlihat api sudah padam di permukaan namun di bawah masih menyala.
Baca juga: Personel Brimob Polda Riau gugur usai padamkan kathutla di Rokan Hilir
Selain itu pihaknya juga tetap mengoperasikan helikopter water bombing untuk menjangkau lokasi yang sulit dijangkau tim darat. Selain menjangkau daerah yang jauh, hal ini agar upaya pendinginan berjalan optimal.
Saat ini menurutnya selain di Rohil pihaknya juga memantau terjadi karhutla di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Akan tetapi karhutla di daerah ini masih dapat dikendalikan dan bisa segera ditangani oleh petugas gabungan setempat.
“Ada titik baru karhutla juga di Inhil, tetapi bisa langsung segera ditangani oleh tim gabungan setempat,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan titik panas oleh Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru Kamis ini terdeksi 25 titik panas di Riau. Sebarannya di Kabupaten Kampar (8), Rokan Hilir (7), Siak (3), Inderagiri Hilir (2), Pelalawan (2), Dumai (2), dan Rokan Hulu (1).
Baca juga: Riau perpanjang status tanggap darurat karhutla
Baca juga: Kemenhut segel 3 perusahaan dengan areal gambut terbakar di Riau
Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
