Jakarta (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid menemui Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo di Balai Kota Jakarta untuk membahas kerja sama antara dua daerah tersebut.
"Intinya kedatangan beliau adalah ingin bekerja sama dan sekaligus mendalami, belajar tentang beberapa hal, termasuk tentang ASN, BUMD," ujar Pramono di Balai Kota Jakarta, Kamis.
Selain itu, Pramono menjelaskan, pihaknya telah menawarkan kepada Sulteng untuk mempelajari aplikasi JAKI. Sebab, menurut dia, di era saat ini, JAKI menjadi salah satu software yang dibutuhkan untuk mengatur pemerintahan daerah.
Pemprov DKI Jakarta juga membuka diri untuk bisa menjadi salah satu pasar utama pertanian, durian maupun perikanan yang ada dari Sulawesi Tengah (Sulteng).
Baca juga: DKI ajak warga pantau kualitas udara lewat JAKI
Baca juga: YLKI minta aplikasi JAKI dikembangkan demi lindungi konsumen
Sementara itu, Anwar mengatakan, pihaknya ingin mempelajari berbagai hal dari Pemprov DKI Jakarta. Dia mengaku ingin membawa Sulteng lebih dikenal secara nasional.
"Tujuan kami tentu ingin belajar, belajar di Pemprov DKI, karena kita tahu DKI adalah pemerintah provinsi yang sudah sangat maju dan kami dari Sulawesi, khususnya Sulawesi Tengah, semboyan kami kalau DKI sudah mendunia, maka Sulawesi Tengah ingin menasional," kata Anwar.
Maka, menurut Anwar, kerja sama yang ingin dibangun ialah terkait peningkatan ASN dan juga di bidang BUMD. Anwar mengatakan ingin mempelajari terkait aplikasi JAKI.
"Kita ingin peningkatan kapasitas ASN kita, dan kita ingin banyak belajar apa yang dilakukan, terutama tadi beliau menawarkan untuk kita bisa kerja sama ada aplikasi JAKI di sini, yang tentu bisa memudahkan pelayanan kepada masyarakat," ujar Anwar.
Selain itu, Anwar mengatakan, pihaknya ingin mengembangkan Bank Sulteng agar dapat seperti Bank Jakarta.
“Mudah-mudahan kita ingin belajar bagaimana Bank Jakarta ini bisa maju, dan kita ingin juga bang kita maju seperti Bank Jakarta," kata Anwar.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
