Medan (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan geofisika (BMKG) menyebutkan gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 Meter berpeluang terjadi perairan timur Kepulauan Nias, Sumatera Utara pada 22 hingga 23 Juli 2025.
"Kondisi yang sama juga dapat terjadi di perairan barat Kepulauan Nias, perairan barat Kepulauan Batu, Samudera Hindia barat Kepulauan Batu, dan perairan barat Sumatera Utara," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Stasiun kelas II Maritim Belawan, Christen Ordain, Senin.
Menurut dia, Siklon Tropis WIPHA 96W (20.99 derajat LU-117.40 derajat BT) di perairan utara Filipina memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari selatan hingga barat daya dengan kecepatan angin berkisar 6-30 knot.
Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur hingga tenggara dengan kecepatan angin berkisar 6-25 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Malaka bagian utara, Samudera Hindia barat Aceh, dan Laut Natuna Utara.
Sementara Prakirawan BBMKG Wilayah I, Lestari Irene Purba, mengatakan cuaca di Sumatera Utara pada Selasa (22/7) pagi berawan dan berpotensi hujan ringan di Nias Selatan.
Sementara pada siang hingga sore hari cerah berawan dan berpotensi hujan ringan di Toba.
Pada malam hari berawan dan berpotensi hujan ringan hingga sedang di sejumlah wilayah di Sumatera Utara, terutama di Langkat serta pada dini hari berawan untuk di seluruh wilayah Sumatera Utara.
Suhu udara rata-rata 14-33 derajat Celcius, kelembaban udara 71-99 persen, dan angin bertiup dari selatan hingga barat daya dengan kecepatan 3-12 km.
"Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap hal-hal yang dapat memicu kebakaran, mengurangi kegiatan di luar rumah, memperbanyak konsumsi air putih dan buah serta tetap memantau info prakiraan cuaca yang disampaikan oleh BMKG," katanya.
Baca juga: BMKG Aceh imbau warga tetap waspada meski cuaca mulai membaik
Baca juga: Proyek Gedung Indonesia Multi Hazard Early Warning System rampung
Pewarta: Juraidi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.