Jakarta (ANTARA) - Federasi pesepak bola profesional dunia, FIFPRO, menyebut sepak bola masih tertinggal dari olahraga elite lain dalam hal perlindungan kesehatan dan performa pemain akibat minimnya waktu istirahat dan pramusim.
Dalam laporan tahunan Player Workload Monitoring musim 2024/2025 yang dirilis bersama Football Benchmark, FIFPRO menilai banyak pemain top, termasuk peserta FIFA Club World Cup, tidak mendapat libur akhir musim dan masa pramusim yang memadai sehingga meningkatkan risiko cedera dan kelelahan.
“Pemain cedera atau tidak bisa tampil maksimal karena dipaksa bermain hingga batas kemampuan,” kata anggota dewan FIFPRO Maheta Molango, dikutip dari laman resmi FIFPRO, Senin.
FIFPRO merekomendasikan libur 28 hari setelah musim berakhir dan 28 hari masa pramusim. Namun, para pemain Chelsea FC hanya memiliki 13 hari pramusim setelah libur tiga pekan, sedangkan pemain PSG hanya tujuh hari.
Kondisi serupa juga dialami pemain turnamen internasional. Hanya 14 persen peserta Piala Eropa 2024 dan 9 persen peserta Piala Amerika 2024 yang mendapat waktu libur sesuai rekomendasi.
Ketua High-Performance Advisory Network FIFPRO Darren Burgess mengatakan olahraga lain memberi waktu istirahat jauh lebih panjang. Pemain NBA dan AFL mendapat libur 14 minggu, sedangkan MLB hingga 15 minggu.
“Tanpa libur akhir musim yang cukup, tubuh tidak sempat pulih secara fisik dan mental. Kurangnya pramusim juga meningkatkan risiko cedera dan menurunkan performa,” ujarnya.
FIFPRO juga menyoroti jadwal padat yang dialami pemain top seperti Federico Valverde, Luka Modric, Pedri, dan Julian Alvarez yang tampil lebih dari 50 laga musim lalu dengan jeda kurang dari lima hari. Selain itu, pemain Amerika Selatan seperti Enzo Fernandez menghadapi beban perjalanan ekstrem hingga 195 jam selama satu musim.
Khusus pemain muda, FIFPRO memperingatkan risiko kerusakan jangka panjang akibat beban berlebih. Lamine Yamal, misalnya, telah bermain 130 laga sebelum berusia 18 tahun, sementara Archie Gray tampil dalam 80 pertandingan pada usia 19 tahun.
“Pelat tumbuh dan tendon masih rentan. Pemulihan yang tidak cukup dapat menyebabkan kerusakan struktural jangka panjang,” kata Burgess.
Baca juga: FIFPRO ajukan protes ke FIFA terkait padatnya jadwal pertandingan
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.