Emas, investasi tahan banting di tengah ketidakpastian ekonomi

1 hour ago 2
Dengan pengolahan emas dalam negeri, produk emas bisa masuk ke dunia perbankan, mendorong ekonomi, dan dinikmati langsung oleh masyarakat

Jakarta (ANTARA) - Resesi global masih menghantui banyak negara, termasuk Indonesia. Ancaman inflasi yang tinggi, fluktuasi nilai tukar, dan melemahnya daya beli membuat banyak perusahaan terpaksa melakukan efisiensi, merumahkan karyawan, hingga menunda ekspansi bisnis.

Di tengah ketidakpastian ekonomi yang makin kompleks ini, emas kembali menunjukkan daya tahannya sebagai instrumen investasi yang stabil dan relatif aman. Emas mampu melindungi nilai aset, sekaligus menjadi alternatif bagi masyarakat untuk menjaga kekayaan dari gejolak pasar dan tekanan inflasi.

Fatma, seorang karyawan berusia 40 tahun, salah satu bukti nyata bagaimana emas bisa menjadi pelindung finansial saat menghadapi masa sulit.

Tak disangka, ia harus kehilangan pekerjaan di usia yang tidak lagi muda. Beruntung, emas yang telah ia tabung selama beberapa tahun menjadi penyelamat. Saat menghadapi kebutuhan mendesak, ia menjual atau menggadaikan sebagian simpanannya untuk modal usaha. Baginya, emas bukan sekadar simpanan, tetapi juga jaring pengaman yang bisa diandalkan.

Awalnya, Fatma hanya membeli emas dalam bentuk perhiasan, seperti cincin, gelang, atau kalung yang bisa dipakai sekaligus disimpan. Namun seiring waktu, ia menyadari bahwa emas batangan jauh lebih menguntungkan dan efisien.

“Kalau saya perhatikan, harga emas batangan dari tahun ke tahun jauh lebih menguntungkan. Saat ada kebutuhan mendesak ibu saya sakit atau ingin membeli barang bernilai tinggi, saya tinggal menggadaikan atau menjualnya. Keuntungannya sangat terasa,” ujarnya.

Sejak beralih ke emas batangan, Fatma rutin membeli emas setiap kali punya uang lebih. Ia melihat nilai emas meningkat pesat; misalnya, harga emas yang dulu ia beli antara Rp1,2–1,4 juta per gram kini telah meroket hingga Rp2,2 juta per gram.

“Selisihnya sangat tinggi. Saya merasa beruntung memiliki simpanan emas,” katanya.

Fatma (40) membuka aplikasi Pegadaian Digital untuk bertransaksi emas yang saat itu membukukan harga lebih dari Rp2,2 juta. (ANTARA/Nabila Charisty)

Baca juga: Menukar sampah menjadi investasi emas

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |