Bandung (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mengharapkan kinerja ekspor Jawa Barat pada Mei 2025 mencapai 3,33 miliar dolar AS atau meningkat 20,54 persen dibandingkan April 2025.
"Alhamdulillah, artinya ini juga mendorong ekonomi di Jabar, meski ada kebijakan tarif Trump di AS, ternyata kita masih ada surplus, mudah-mudahan ini bertahan ke depannya," kata Kepala BPS Jawa Barat Darwis Sitorus di Bandung, Selasa.
Tren baik ini, kata Darwis, diharapkan ke depan bertahan bahkan bisa membaik dengan berbagai langkah yang harus dieksekusi secara tepat, karena pihaknya menilai peningkatan ekspor ini sifatnya memang musiman.
"Sehingga (kebijakan tarif Trump) tidak akan berdampak terhadap kinerja ekonomi Jawa Barat yang saat ini sedang berkomitmen untuk meningkatkan kinerja ekonomi khususnya dari sektor industri," ujarnya.
BPS mencatat meski terjadi peningkatan dari April ke Mei 2025, namun secara tahunan (year on year/yoy) kinerja ini turun 0,41 persen jika dibandingkan Mei 2024.
Secara kumulatif, ekspor Jabar Januari-Mei 2025 sebesar 15,40 miliar dolar AS naik 2,80 persen dibandingkan periode yang sama 2024 yang hanya sebesar 14,98 miliar dolar AS.
"Sektor industri masih mendominasi nilai ekspor Jabar sebesar 98,61 persen diikuti sektor migas sebesar 0,76 persen dan sektor pertanian sebesar 0,62 persen. Sementara menurut golongan barang yang terbesar adalah Kendaraan dan bagiannya mencapai 3,27 miliar dolar AS, mesin dan perlengkapan elektrik senilai 2,50 miliar dolar AS, mesin dan peralatan mekanis senilai 1,18 miliar dolar AS," ucap Darwis.
Menurut negara tujuan ekspor, sepanjang Januari-Mei 2025 yang terbesar adalah Amerika Serikat dengan nilai 2,46 miliar dolar AS, Filipina 1,40 miliar dolar AS dan Jepang 1,15 miliar dolar AS.
Berbeda dengan ekspor, dibandingkan April 2025, Jawa Barat mengalami penurunan impor pada Mei 2025 sebesar 0,82 persen dengan nilai impor mencapai 1,03 miliar dolar AS.
Penurunan juga terjadi secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 7,14 persen dibandingkan Mei 2024. Dan secara akumulasi Januari-Mei 2025 nilai impor mencapai 5,01 miliar dolar AS atau turun 2,09 persen dibandingkan periode yang sama 2024 yang mencapai 5,12 miliar dolar AS.
"Dilihat dari struktur penggunaannya, impor terbesar adalah bahan baku/penolong sebesar 79,94 persen, barang modal sebesar 11,33 persen dan barang konsumsi sebesar 8,73 persen. Sementara dari golongan barang, impor terbesar sepanjang Januari-Mei 2025 adalah mesin dan perlengkapan elektrik senilai 666 juta dolar AS, mesin dan peralatan mekanis senilai 435 juta dolar AS, serta plastik dan barang dari plastik senilai 370 juta dolar AS," ujarnya.
Negara sumber impor terbesar masih berasal dari China senilai 1.594 juta dolar AS, Jepang 673 juta dolar AS dan Korea Selatan 612 juta dolar AS.
"Kenaikan ekspor dan turunnya impor ini menyebabkan neraca perdagangan Jawa Barat surplus sebesar 10,39 miliar dolar AS. Jika dirinci menurut negara, kita surplus dengan Amerika Serikat, Filipina, Thailand dan Vietnam. Akan tetapi kita mengalami defisit dengan Tiongkok dan Taiwan," tutur Darwis.
Baca juga: Kopi Karangsari Kuningan wakili Jabar di ajang World of Coffee 2025
Baca juga: BI: Ekspor Jabar hadapi tantangan atas kebijakan AS utamanya tekstil
Baca juga: Gubernur Jabar susun insentif industri antisipasi Tarif Trump
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.