Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai pentingnya memperluas sumber investasi di ASEAN agar tidak hanya bergantung pada Singapura demi menjaga kemandirian ekonomi kawasan.
“Kalau bicara investasi intra-ASEAN, Singapura itu nomor satu sebagai negara asal investasi ke Indonesia. Selama ini, Singapura memang memainkan peran sebagai hub investasi, baik dari China, Eropa, maupun Amerika,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN yang berlangsung di Kuala Lumpur pada 26-28 Oktober telah menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis di bidang ekonomi.
Sejumlah kesepakatan tersebut antara lain penguatan perdagangan intra-ASEAN, peningkatan investasi regional, penguatan integrasi lintas sektor, serta komitmen bersama menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan gangguan rantai pasok.
Namun, Bhima menyebut selama ini banyak investasi asing yang masuk ke ASEAN didominasi oleh Singapura.
Menurutnya, kondisi itu karena banyak investor global menempatkan entitas keuangannya di Singapura sebelum menyalurkan modal ke negara-negara lain di Asia Tenggara. Ini menjadikan Singapura sebagai pintu utama arus investasi asing ke kawasan, termasuk Indonesia.
Namun, kontribusi negara ASEAN lainnya dalam menanamkan modalnya di kawasan dinilai masih terbatas.
“Malaysia baru masuk di beberapa sektor seperti perkebunan. Tapi untuk sektor hilirisasi mineral atau industri padat karya, kontribusinya masih kecil,” kata Bhima.
Dalam KTT ke-47 ASEAN, Indonesia menyerukan pentingnya integrasi ekonomi kawasan, salah satunya melalui integrasi sistem perdagangan yang modern, inklusif dan berkelanjutan.
Untuk mewujudkan itu, Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya menyepakati pembaruan aturan perdagangan barang melalui The Second Protocol to Amend the ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA Upgrade).
Perjanjian ini di antaranya mendorong praktik perdagangan yang lebih berwawasan lingkungan, memperkuat peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), meningkatkan konektivitas rantai pasok, serta menyediakan mekanisme alternatif dalam penyelesaian sengketa dagang.
Berdasarkan laporan ASEAN Investment Report 2025, pada tahun 2024, arus masuk investasi langsung asing (FDI) ke kawasan ASEAN tumbuh 8,5 persen mencapai 226 miliar dolar AS. Dari jumlah itu, 14 persen merupakan investasi yang berasal dari sesama negara ASEAN.
Baca juga: Ekonom menilai ASEAN Plus Three pertegas penguatan ekonomi lokal
Baca juga: ASEAN dan mitra dagang sepakat pasar tetap terbuka sesuai RCEP
Baca juga: KTT ke-47 ASEAN, ekonom soroti tantangan integrasi perdagangan kawasan
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































