Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Indonesia untuk Kanada Muhsin Syihab mendorong penguatan kerja sama antara perguruan tinggi di Indonesia dan Kanada yang diyakini dapat membawa dampak positif bagi masing-masing negara serta hubungan bilateral ke depan.
"Indonesia dan Kanada memiliki banyak persamaan, baik dari segi potensi maupun kepentingan ... Hubungan akademik adalah investasi jangka panjang untuk saling pengertian antarbangsa," kata Dubes Muhsin, menurut keterangan tertulis KBRI Ottawa diterima di Jakarta, Kamis.
Hal tersebut disampaikan Dubes RI untuk Kanada itu terkait kunjungannya pada awal November ini ke McGill University di Montreal dan Universite Laval di Quebec City, di mana ia bertemu petinggi universitas dan mendorong peningkatan kerja sama akademis.
Dalam kunjungan pertamanya ke McGill University, Dubes membahas upaya penguatan kolaborasi akademik dan riset bersama Rektor Deep Saini dan petinggi universitas.
Dubes Muhsin mendorong revitalisasi hubungan antara McGill University dengan mitra-mitra di Indonesia, terlebih mengingat kampus tersebut merupakan almamater bagi tiga menteri agama Indonesia, termasuk Menag Nasaruddin Umar.
Rektor Saini pun merespons positif dan menyatakan kesiapan meningkatkan kerja sama dengan universitas dan lembaga di Indonesia, yang ia akui merupakan salah satu prioritas pihaknya dalam kerja sama global.
Terpisah, Dubes Muhsin juga bertemu dengan Direktur Institut Kajian Islam (IIS) McGill University Profesor Khalid Medani dan mengingatkan akan pentingnya IIS agar meningkatkan kehadiran di Indonesia.
“IIS perlu memberdayakan para alumni di Indonesia untuk mempererat kerja sama, mengingat tidak sedikit alumni IIS yang saat ini mengampu posisi strategis di Indonesia,” kata Dubes.
Profesor Khalid menyatakan berminat bekerja sama dengan universitas di Indonesia melalui nota kesepahaman (MoU) yang mengatur pemberian beasiswa, seminar akademis, dan saling kunjung antarfakultas.
Sementara itu, dalam kunjungan lanjutan ke Universite Laval di Quebec City, Dubes Muhsin bersama Wakil Rektor Francois Gelineau membahas potensi penjajakan MoU untuk program pertukaran mahasiswa dan riset bersama.
Dubes menyebut sejumlah hal potensial yang dapat dikerjasamakan sesuai keunggulan Universite Laval antara lain dalam sektor ketahanan pangan dan energi serta penelitian terkait kawasan Indo-Pasifik.
Ia menyoroti keahlian Universite Laval dalam sektor tenaga listrik berkelanjutan, yang sudah diimplementasikan secara efektif di Provinsi Quebec, sehingga dapat menjadi referensi bagi Indonesia dalam meningkatkan bauran sumber energi baru dan terbarukan.
Dubes Muhsin pun berharap agar diplomasi akademis yang dilakukan ke McGill University dan Universite Laval dapat berperan meningkatkan hubungan antara masyarakat Indonesia dan Kanada serta mendorong kerja sama antara perguruan tinggi di kedua negara.
Baca juga: Dubes Muhsin singgung ICA-CEPA saat beri surat kepercayaan ke Kanada
Baca juga: Kemendag: Biskuit hingga suku cadang dapat tarif 0 persen ke Kanada
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































