Bengkulu (ANTARA) - Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia menggelar Gerakan Tanam Jagung Nasional di empat provinsi dengan lahan seluas 5.000 hektare.
"Kami melanjutkan dukungan program ketahanan pangan dengan langkah yang lebih konkret, menanam benih untuk ketahanan pangan melalui budi daya pertanian jagung yang berkelanjutan," kata Ketua DPD RI Sultan B Najamuddin di Bengkulu, Sabtu.
Baca juga: Bengkulu panen 3.320 ton jagung upaya perkuat ketahanan pangan
Pada tahap awal ini, menurut dia, DPD RI mencanangkan penanaman jagung di atas lahan seluas 5.000 hektare, tersebar di empat titik representasi subwilayah DPD RI, yakni Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu,
Kemudian, lanjut dia, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
"Pemilihan Bengkulu sebagai salah satu titik pencanangan ketahanan pangan ini tidak terlepas dari sejarah Bengkulu yang hebat. Di masa keemasannya, rempah dan kopi terbaik Bengkulu pernah menjadi pelengkap hidangan mewah di meja makan bangsawan-bangsawan Eropa," kata dia.
Di tanah Bengkulu, menurut Sultan, lahir ide-ide tentang pendirian republik, sang proklamator Soekarno memantapkan keyakinan kemerdekaan Indonesia, juga lahir ibu negara yang berjasa dalam menjahit sang saka Merah Putih. Di tanah Bengkulu juga, konsep kemandirian bangsa lahir.
"Di negeri Indonesia yang gemah ripah loh jenawi ini, di tanah tempat embun meneteskan harapan, butir padi dan ribuan jenis pangan bukan sekedar hasil panen, mereka adalah darah dari nadi Ibu Pertiwi," kata dia.
Baca juga: Gubernur Bengkulu ajak milenial ikut berperan tingkatkan pertanian
Baca juga: Wakil Ketua MPR dukung Bengkulu Selatan jadi lumbung jagung nasional
Menurut Sultan, pemilihan komoditas jagung tentu bukan kebetulan. Jagung adalah komoditas strategis, mudah dibudidayakan, bernilai ekonomi tinggi, serta menjadi bagian penting dalam pemenuhan pangan dan bahan baku industri pakan ternak nasional.
"Dengan suplai jagung cukup, kita berharap dapat menurunkan biaya produksi ayam dan telur sebagai sumber protein. Dalam skala tertentu dan strategi pangan terintegrasi kita berharap produksi jagung yang memadai dapat mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Sekolah Rakyat," ujarnya.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.