DKI butuh kemitraan internasional dalam pengembangan pendidikan

3 weeks ago 18

Jakarta (ANTARA) - Provinsi DKI Jakarta membutuhkan kemitraan internasional dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasional untuk dapat memperkuat kompetensi SDM hingga membuka pasar kerja ke tingkat global.

Karena itu, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Marullah Matali mengapresiasi kolaborasi antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan Universiti Kuala Lumpur (UniKL) Malaysia dalam bidang pendidikan dan pelatihan vokasional.

“Dengan kolaborasi berbagai pihak, termasuk UniKL, kita dapat menyiapkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri. Saya berharap kerja sama ini tidak hanya bermanfaat bagi kedua pihak, tetapi juga berkelanjutan," ujar Marullah di Jakarta, Senin.

Marullah saat membuka "Seminar Technical Vocational Education and Training" (TVET) di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, mengungkapkan bahwa pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci untuk bersaing di kancah global.

Baca juga: DKI siap kirim pelajar SMK lanjutkan studi ke Malaysia

Ia menyebutkan, Indonesia memiliki peluang besar dalam memanfaatkan bonus demografi yang diprediksi mencapai puncak pada 2030.

Selain itu, Marullah juga membahas terkait pentingnya perubahan paradigma pendidikan, dari sekadar mencetak lulusan menjadi penyedia SDM yang siap memenuhi kebutuhan pasar kerja, termasuk budaya kerja dan kompetensi yang relevan di tingkat internasional.

"Salah satu poin penting dalam revitalisasi pendidikan vokasi adalah meningkatkan keterlibatan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), mulai dari penyusunan standar kompetensi, kurikulum, penyediaan tempat magang, hingga pelatihan," katanya.

Baca juga: DKI cairkan KJP Plus Tahap I tahun 2025

Terkait kerja sama dengan Malaysia, Kepala Biro Kerja Sama Daerah (KSD) Provinsi DKI Jakarta, Marulina Dewi mengatakan, ini salah satunya dengan mengirimkan pelajar SMK di Jakarta untuk menjalani pendidikan vokasi di UniKL dan bekerja di Malaysia.

"Polanya seperti apa? Ada yang biaya sendiri dengan diskon khusus. Itu akan sangat murah dibandingkan kita berangkatkan ke Eropa," katanya.

Lalu yang kedua, pola beasiswa. "Mereka (Malaysia) juga menyiapkan beasiswa untuk anak-anak yang akan berangkat ke sana," ujar dia.

Dewi menambahkan, nantinya, ada seleksi yang dilakukan untuk menetapkan siswa yang akan ikut serta dalam program.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |