Serang (ANTARA) - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang, Provinsi Banten mengimbau warga tidak memberikan uang kepada anak jalanan (anjal) yang kembali marak di sejumlah perempatan dan lampu merah, karena tindakan tersebut dinilai menjadi penyebab utama mereka terus kembali ke jalanan.
Plt Kepala Dinsos Kota Serang, Muhammad Ibra Gholibi di Serang, Selasa, menyatakan bahwa pihaknya secara rutin melakukan penjangkauan dan sosialisasi, terutama pada Jumat saat aktivitas anjal meningkat. Namun, upaya tersebut seringkali tidak efektif selama masyarakat masih memberi uang.
"Susah kalau masyarakatnya juga masih memberi uang. Pasti anak jalanan itu akan tetap kembali lagi meski sudah kita lakukan pembinaan," ujarnya.
Menurutnya, imbauan ini sejalan dengan Peraturan Daerah (Perda) tentang Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan (K3), yang melarang aktivitas memberi maupun meminta-minta di jalanan.
Baca juga: Kemensos sebut anak jalanan juga jadi target utama Sekolah Rakyat
"Makanya kami memohon bantuan kepada masyarakat, jangan memberi di jalanan karena ini akan menjadi 'ketagihan' bagi mereka untuk selalu diberi," tambahnya.
Berdasarkan hasil penjangkauan, banyak dari anak jalanan tersebut berasal dari luar Kota Serang, seperti Pandeglang, Rangkasbitung, Tangerang, hingga Jakarta. Dinsos Kota Serang pun berkoordinasi dengan pimpinan daerah asal untuk memulangkan mereka.
"Dari Januari sampai saat ini jumlah anak jalanan di Kota Serang yang sudah kami lakukan pembinaan mencapai 80 orang," katanya.
Karena itu, bagi warga yang ingin memberikan donasi disarankan untuk menyalurkannya melalui lembaga resmi.
"Kami punya yayasan serta lembaga sosial di Kota Serang. Kalau ingin membantu anak yatim atau penyandang disabilitas, bisa melalui Dinsos, nanti akan kami salurkan, jangan memberi di jalanan," jelasnya.
Baca juga: Vantage Foundation Bermitra dengan KDM Foundation untuk Membantu Anak-Anak Jalanan di Jakarta
Pewarta: Desi Purnama Sari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
