Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melarang pelajar sekolah menengah atas mengikuti aksi unjuk rasa yang dilakukan massa, baik di depan DPRD NTB maupun Polda NTB.
"Saya sudah memerintahkan KCD (Kantor Cabang Dinas) Pendidikan Mataram dan Lombok Barat untuk melarang pelajar," kata Kepala Dikbud NTB Abdul Aziz ditemui dalam kegiatan di Museum NTB di Kota Mataram, Sabtu.
Ia menjelaskan larangan itu berlaku untuk seluruh sekolah di Nusa Tenggara Barat agar para pelajar tidak menjadi korban salah sasaran akibat kerusuhan yang terjadi di lokasi unjuk rasa.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) NTB melaporkan ada sejumlah pengunjuk rasa yang terlihat mengenakan celana panjang warna cokelat dan kaos hitam.
Dia menjelaskan laporan Kesbangpol tersebut mengindikasikan ada pelajar turun ke jalan mengingat hari ini mereka berpakaian seragam pramuka.
"Mereka pakai pakaian pramuka. Celana cokelat, kemeja pramuka dilepas ganti dengan kaos hitam. Itu indikasi yang ditemukan di lapangan," ujarnya.
Baca juga: KPAI kawal penyerahan anak terlibat demo kepada orang tua
Ia berharap, peserta didik tidak terkontaminasi akibat konten audio-visual, selebaran, dan berbagai unggahan yang tayang lewat media sosial terkait dengan unjuk rasa.
Emosi yang belum stabil di kalangan pelajar SMA/SMK, katanya, membuat mereka mudah terpengaruh terhadap suasana dan lingkungan sehingga rentan menjadi korban saat terjadi kerusuhan.
"Pelarangan ikut aksi bertujuan agar peserta didik kami tidak terkontaminasi dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pendemo. Kami berusaha untuk menahan anak-anak didik kami supaya tidak ikut unjuk rasa," kata Aziz.
Massa berasal dari berbagai aliansi sempat melakukan unjuk rasa di depan Polda NTB guna menuntut keadilan atas tewasnya Affan Kurniawan akibat dilindas kendaraan taktis kepolisian saat unjuk rasa di Jakarta.
Selain menyampaikan aspirasi di Polda NTB, para pendemo juga melakukan unjuk rasa di depan kantor DPRD NTB. Massa awalnya membakar pos satpam, kemudian tak lama mulai membakar kantor DPRD NTB.
Baca juga: Gubernur Jateng imbau masyarakat tidak mudah terprovokasi
Baca juga: Khofifah dengarkan aspirasi masyarakat dengan ajak masuk Grahadi
Baca juga: KDM janji carikan rumah-jadikan adik Affan Kurniawan sebagai anak asuh
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































