Digitalisasi layanan KAI efisienkan mobilitas, perkuat ekonomi nasional

2 weeks ago 8

Jakarta (ANTARA) - Pengamat BUMN sekaligus Managing Director Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto menilai digitalisasi layanan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dapat meningkatkan efisiensi, memperkuat aksesibilitas pengguna, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Toto menilai transformasi digital yang diterapkan KAI, mulai dari pemesanan tiket secara daring (online) hingga boarding dengan teknologi pemindai wajah (face recognition) di gate stasiun membuat perjalanan kereta api lebih praktis, efisien, dan memberikan kenyamanan bagi pengguna.

"Kalau segi digitalisasi sebetulnya bisa langsung dirasakan masyarakat, publik. Misalnya kalau kita akan melakukan perjalanan menggunakan kereta api, pemesanan tiket kereta api, fasilitas pemanfaatannya semuanya sudah serba digital," kata Toto.

Menurut Toto, langkah digitalisasi KAI tidak hanya mengoptimalkan pelayanan bagi penumpang, tetapi juga memperkuat efisiensi operasional karena mengurangi antrean, mempercepat proses, serta memungkinkan redistribusi tenaga kerja ke bidang strategis lain.

Selain digitalisasi pada layanan Kereta Api Jarak Jauh, ia menilai kehadiran kereta cepat Whoosh menjadi bukti kemajuan teknologi transportasi Indonesia, menunjukkan komitmen pemerintah terhadap modernisasi infrastruktur.

Toto juga menyoroti keberhasilan LRT sebagai transportasi urban yang diminati masyarakat, terbukti dari tingkat okupansi yang tinggi, serta relevansinya dalam mengatasi kemacetan sekaligus mendukung konektivitas antarwilayah perkotaan.

Ia menambahkan, inovasi kereta luar biasa (KLB) seperti Panoramik dan Kereta Suite Class Compartment menjadi daya tarik tersendiri, tidak hanya meningkatkan pengalaman penumpang, tetapi juga mendukung pariwisata melalui pilihan perjalanan yang bernilai ekonomi tinggi.

Menurut Toto, adanya kereta panoramik berhasil mendorong lonjakan permintaan penumpang yang signifikan, ditandai antrean panjang calon pengguna karena minat masyarakat sangat tinggi terhadap layanan tersebut.

Ia menilai segmen kereta panoramik memiliki daya tarik besar, terutama karena berhenti di destinasi pariwisata menarik, sehingga memberikan nilai tambah yang potensial bagi pengembangan bisnis transportasi.

Toto menyarankan KAI memperluas rute dan variasi layanan kereta panoramik, karena segmen ini memiliki penggemar khusus dengan daya beli cukup, sehingga berpotensi menjadi sumber pendapatan premium berkelanjutan.

Ia menambahkan digitalisasi layanan, hadirnya Whoosh, keberhasilan LRT, serta inovasi kereta luar biasa, membuktikan PT KAI telah berhasil memperkuat efisiensi, memperbaiki layanan, dan memberi kontribusi positif bagi perekonomian nasional.

Sementara itu, Vice President Public Relations KAI Anne Purba menjelaskan dalam satu dekade terakhir, KAI menunjukkan ketangguhan menghadapi krisis pandemi COVID-19 tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), bahkan berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan signifikan pascapandemi hingga mencapai Rp35,9 triliun pada 2024.

Anne menegaskan, capaian pendapatan tersebut melampaui pencapaian terbaik sebelum pandemi sebesar Rp22,6 triliun pada 2019, sekaligus memperlihatkan efektivitas strategi efisiensi, inovasi layanan, dan komitmen perusahaan dalam menjaga keberlangsungan operasional transportasi nasional.

Ia menjelaskan, tonggak transformasi besar juga ditandai dengan keberhasilan realisasi dua proyek strategis nasional, yaitu operasional Whoosh Kereta Cepat Jakarta–Bandung dan LRT Jabodebek, yang kini melayani ratusan ribu penumpang setiap harinya.

Anne menambahkan, digitalisasi layanan melalui aplikasi Access by KAI, boarding face recognition, serta fitur ramah lingkungan telah menghadirkan ekosistem transportasi yang inklusif, adaptif, dan mendukung pengurangan jejak karbon pelanggan secara signifikan.

Menurutnya, penguatan infrastruktur dan sarana juga terlihat melalui peremajaan 438 kereta pada 2017, pengadaan 612 kereta new generation pada 2023, serta inovasi kereta Panoramic, Luxury, dan Compartment Suite produksi dalam negeri.

Lebih lanjut Anne menyebutkan peningkatan On-Time Performance (OTP) KAI yang konsisten di atas 90 persen, dimana pada 2024 tercatat OTP keberangkatan mencapai 99,77 persen dan OTP kedatangan 96,05 persen.

Selain itu, percepatan waktu tempuh menjadi salah satu pencapaian prima, seperti Jakarta–Yogyakarta kini hanya enam jam, dan Jakarta–Surabaya tujuh jam 45 menit, menghadirkan efisiensi signifikan bagi mobilitas masyarakat.

Anne menyebut, inovasi layanan premium seperti kereta Panoramic dan Compartment Suite, ditambah digitalisasi melalui Access by KAI, memperlihatkan fokus perusahaan tidak hanya modernisasi, tetapi juga peningkatan kenyamanan pelanggan secara menyeluruh.

Dengan hadirnya moda baru Whoosh dan LRT, Anne menilai KAI semakin memperkuat posisinya sebagai pelopor transportasi modern, menghadirkan layanan efisien, ramah lingkungan, terintegrasi, sekaligus mendukung agenda green transportation nasional.

Ia menegaskan, kombinasi ketangguhan bisnis, inovasi berkelanjutan, digitalisasi layanan, serta orientasi pada sustainability dan dekarbonisasi yang fokus pada penggunaan energi baru terbarukan (EBT), menjadikan KAI sebagai lokomotif transformasi transportasi publik, sekaligus memperkuat peran strategis dalam pembangunan ekonomi dan mobilitas masyarakat.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |