Di Beijing, Fadli Zon sebut Indonesia dukung gerakan Selatan-Selatan

2 months ago 18

Beijing (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam Dialog Peradaban Global mengatakan Indonesia mendukung gerakan Selatan-Selatan yang dilakukan oleh negara berkembang guna mengatasi tantangan bersama, mendorong pertumbuhan yang berkeadilan, dan memperkuat suara mereka di panggung global.

"Indonesia sangat meyakini pentingnya kerja sama Selatan-Selatan sebagai landasan pembangunan berkelanjutan, pemberdayaan bersama, dan kemakmuran bersama di antara negara-negara di belahan bumi selatan," kata Fadli Zon dalam pidato berbahasa Inggris di Wisma Negara Diaoyutai Beijing pada Jumat.

Fadli Zon berbicara dalam "Sub-forum" II bertema "Pertukaran dan Saling Pembelajaran Antarperadaban: Pembangunan dan Kemakmuran Global" yang juga dihadiri oleh sejumlah menteri dari negara-negara yang berpartisipasi.

Forum tersebut merupakan bagian dari Dialog Peradaban Global dengan tema "Menjaga Keberagaman Peradaban Manusia demi Perdamaian dan Pembangunan Dunia" yang juga dihadiri Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Perfilman mainkan peran unik dalam pertukaran budaya Indonesia-China

"Dengan memperkuat solidaritas dan persahabatan negara-negara di belahan bumi selatan, kita dapat bersama-sama mengatasi tantangan bersama, mendorong pertumbuhan yang berkeadilan, dan memperkuat suara mereka di panggung global," ungkap Fadli.

Indonesia, ungkap Fadli, tetap berkomitmen untuk memajukan semangat kolaboratif guna mendorong pembangunan inklusif dan membangun tatanan internasional yang lebih adil.

"Mari kita mempergunakan kekuatan dari kekayaan keragaman peradaban kita melalui pembelajaran bersama. Hanya melalui dialog yang tulus, kerja sama yang sejati, dan tanggung jawab bersama, kita dapat membangun masa depan yang harmonis dan makmur bagi semua," tambah Fadli.

Fadli sendiri mengakui hubungan Indonesia-China saat ini dalam tahap yang sangat bagus, baik di bidang ekonomi maupun budaya.

"Saya kira hubungan Indonesia dengan China luar biasa bagus. China adalah negara yang besar dan juga mitra bisnis perdagangan kita yang sangat besar, secara budaya dan peradaban kita juga mempunyai persinggungan yang cukup panjang dengan China," kata Fadli kepada ANTARA seusai acara.

Di bidang budaya, Fadli menyebut, sudah ratusan tahun Indonesia memiliki hubungan dengan China.

"Termasuk dari dinasti Han, dari masa Majapahit kemudian ada juga keramik-keramiknya dan peninggalan lain di Tanah Air adalah bukti bahwa kita sudah lama berhubungan dengan China dalam perdagangan," ungkap Fadli.

Baca juga: Prabowo dorong BRICS jadi motor kerja sama ekonomi selatan global

Menurut Fadli, hubungan China dan Indonesia juga nantinya akan dimasukkan dalam buku sejarah yang sedang dalam proses penyusunan.

"Itu juga di dalam buku sejarah yang akan nanti dibahas. Persentuhan dengan Tiongkok, India, Timur Tengah dan lain-lainnya ada dalam sejarah," tambah Fadli.

Hubungan Indonesia dan China, ungkap Fadli, tetap berprinsip berdasarkan pendekatan kesejahteraan di mana kedua belah pihak memperoleh manfaat.

"Jangan sampai yang satu mendapatkan keuntungan, yang lain hanya dieksploitasi. Hubungan yang sejajar inilah yang kita harapkan dengan negara-negara manapun karena dalam konteks politik luar negeri, yang paling penting adalah mendahulukan kepentingan nasional," kata Fadli.

Forum Global Civilizations Dialogue yang berlangsung pada 10-11 Juli 2025 itu merupakan inisiatif Pemerintah China dan Partai Komunis China (PKC) untuk mengampanyekan "Global
Civilization Initiative" yang diinisiasi Presiden Xi Jinping pada 15 Maret 2023.

Baca juga: CAMSR jadi bukti kuatnya kerja sama pelestarian budaya Indonesia-China

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |