Jakarta (ANTARA) - Petugas pemadam kebakaran mengungkapkan kesulitannya dalam memadamkan kebakaran 70 rumah di Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, pada Senin, diantaranya keterjangkauan air serta kecepatan perambatan api.
"Kendalanya pertama, sumber airnya cukup jauh. Kemudian yang terbakar padat hunian, sehingga memudahkan untuk perambatan. Jadi, perambatan ditambah angin kencang dan struktur bangunan yang mudah terbakar," kata Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Syarifudin di Jakarta, Senin.
Untuk mengatasi keterjangkauan sumber air yang jauh, pihaknya menerjunkan 29 unit kendaraan air.
Baca juga: 70 rumah di Tambora Jakbar ludes terbakar
"Kita sudah meluncurkan 29 unit air. Kondisi dari sumber airnya cukup jauh, di mana Kali Krukut jaraknya hampir 2-3 km dari lokasi kebakaran. Jadi, kendala kita pertama di sumber air," ujarnya.
Sudin Gulkarmat Jakbar menurunkan 145 personel dengan 29 kendaraan pemadam untuk mengatasi kebakaran tersebut.
"Alhamdulillah, jam 11.30 WIB kita sudah bisa lokalisir (api kebakaran). Artinya sudah tidak menjalar. Dan sekarang sudah penuntasan karena area cukup luas. Kita perlu beberapa waktu lagi untuk penuntasan. Jadi sekarang masih proses pendinginan," ucap dia.
Pantauan ANTARA di lokasi pada pukul 16.00 WIB, sejumlah titik api masih ada pada rumah-rumah yang terbakar.
Petugas pemadam yang telah beroperasi sejak pagi masih berupaya memadamkan titik-titik api tersebut agar tidak kembali menyebar.
Sementara itu, ratusan warga yang kehilangan rumah memenuhi Jalan Pasar Garuda sambil mengamankan barang-barang yang sempat diselamatkan.
Baca juga: Kebakaran lahap permukiman padat di Tambora Jakarta Barat
Baca juga: Empat orang terluka akibat kebakaran rumah di Kalideres Jakbar
Selain itu, petugas RT/RW juga terus mendatangi tiap pemilik rumah yang terbakar untuk mendata kerugian serta jumlah korban terdampak.
Dari kondisi bangunan, nampak api melahap habis bagian interior puluhan rumah yang terbakar, bahkan beberapa rumah roboh.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.