Roma (ANTARA) - Sesi lanjutan pertemuan ke-16 Konferensi Para Pihak Konvensi Keanekaragaman Hayati (COP 16) ditutup di Roma pada Kamis (27/2) malam waktu setempat, dengan mengadopsi rencana mobilisasi keuangan penting guna memajukan upaya keanekaragaman hayati global.
Dalam negosiasi yang berlangsung selama tiga hari tersebut, para pihak dalam COP 16 mencapai konsensus mengenai strategi Mobilisasi Sumber Daya Finansial untuk Keanekaragaman Hayati, yang menjadi fokus utama dalam sesi lanjutan itu.
Rencana tersebut menetapkan target ambisius untuk mengamankan 200 miliar dolar AS (1 dolar AS setara dengan Rp16.431) setiap tahun pada 2030 dari berbagai sumber pendanaan untuk mendukung inisiatif keanekaragaman hayati.
Dari jumlah tersebut, 20 miliar dolar AS akan diambil dari arus keuangan internasional pada 2025, dan angka itu diperkirakan akan meningkat menjadi 30 miliar dolar AS pada 2030.
Sejalan dengan Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal (Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework/KMGBF), yang diadopsi pada COP 15 tahun 2022, para delegasi mendukung berbagai instrumen, mekanisme, dan lembaga yang dirancang untuk memfasilitasi mobilisasi dana yang diperlukan.
Sesi-sesi tersebut juga menghasilkan kesepakatan tentang perencanaan, pemantauan, pelaporan, dan peninjauan kemajuan, beserta serangkaian indikator komprehensif untuk menilai implementasi KMGBF secara global dan nasional.
Menandai langkah maju yang signifikan dalam pembiayaan keanekaragaman hayati, dana tersebut memastikan bahwa setidaknya 50 persen dari sumber dayanya akan diarahkan kepada masyarakat pribumi dan masyarakat lokal, yang berperan penting sebagai pelindung keanekaragaman hayati.
Penutupan sesi lanjutan ini menandai pencapaian signifikan setelah pertemuan COP 16 yang diadakan pada 2024 di Cali, Kolombia, di mana diskusi ditangguhkan tanpa kesepakatan mengenai pendanaan dan beberapa isu utama lainnya.
Pewarta: ANTARA
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025